Rusia Sebut AS Buru-buru Tuduh ISIS Atas Serangan Gedung Konser di Moskow

Tim Penyelamat Evakuasi Korban di Gedung Konser Moskow (Doc: X)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong

Moskow – Amerika Serikat (AS) disebut telah mengambil tindakan terburu-buru dengan menyalahkan kelompok teror ISIS, atas serangan teroris di Balai Kota Crocus meskipun insiden tersebut masih berlangsung. Hal itu disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova.

"Fakta bahwa dalam 24 jam pertama (setelah serangan), bahkan sebelum api padam, pihak Amerika mulai berteriak bahwa itu bukan Ukraina, saya pikir, ini adalah bukti yang memberatkan," kata diplomat itu dikutip dari kantor berita Rusia, TASS, Kamis, 28 Maret 2024.

Dia pun menjabarkan, kecepatan AS mencapai kesimpulan yang begitu terang-terangan sungguh menakjubkan. Namun, hal tersebut dipertanyakan karena belum ada bukti yang kuat.

“Mereka hanya membutuhkan beberapa jam untuk menggunakan mikrofon, menyalakan lampu, memanggil pers, dan menarik kesimpulan tentang siapa yang patut disalahkan atas serangan teroris yang sangat berdarah ini," ucap Zakharova.

Warga menaruh bunga di memorial sementara korban tregedi Moskow

Photo :
  • The Guardian

"Saya pikir mereka telah menyudutkan diri mereka sendiri, karena begitu mereka mulai berteriak bahwa itu adalah ISIS, semua orang yang bekerja di bidang hubungan internasional, yang merupakan ilmuwan dan pakar politik, mengingatkan semua orang tentang apa sebenarnya ISIS itu,” tambahnya.

Sebagai informasi, pada malam 22 Maret 2024, serangan teroris menargetkan tempat musik Balai Kota Crocus di Krasnogorsk, Wilayah Moskow, tepat di atas batas kota.

Korban tewas saat ini sebanyak 140 orang dan 182 orang luka-luka. Sebelas orang yang dicurigai terlibat dalam serangan teroris telah ditangkap, termasuk empat pria bersenjata, yang ditahan di Wilayah Bryansk, barat daya Moskow, ketika mereka berusaha mencari perlindungan dengan melintasi perbatasan terdekat dengan Ukraina.

Salah satu tersangka kasus teror di Moskow (Doc: TASS)

Photo :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dalam pidatonya di televisi bahwa, menurut informasi awal, pihak Ukraina telah menyiapkan “jendela” di perbatasan khususnya agar para teroris dapat menyeberang tanpa terdeteksi. Dia juga berjanji untuk mengidentifikasi dan menghukum semua orang yang terlibat.