Misi di Irak Rampung, Inggris Tarik Pasukan

Tank Irak hancur diserang pasukan koalisi
Sumber :
  • AP Photo

VIVAnews - Pemerintah Inggris mengumumkan penarikan seluruh pasukannya di Irak setelah bertugas selama delapan tahun. Penarikan pasukan ini juga mengakhiri tugas mereka mendukung invasi pasukan Amerika Serikat di Irak sejak 2003 lalu.

Liam Fox, Menteri Pertahanan Inggris, mengatakan bahwa sebanyak 170 pasukan Inggris akan dipulangkan dari Irak setelah tugas mereka melatih angkatan laut negara tersebut rampung. Pelatihan yang juga dilakukan oleh tentara AS ini dimaksudkan untuk membentuk pasukan pertahanan yang mandiri di Irak.

"Kami Menantikan hubungan pertahanan jangka panjang yang kuat dengan Irak," ujar Fox di hadapan para anggota parlemen dilansir dari laman CNN, Minggu, 22 Mei 2011.

Pengumuman ini sekaligus juga mengakhiri peranan Inggris di Irak dalam membantu tentara koalisi menggulingkan rezim Saddam Husein dan membentuk pemerintahan baru negara tersebut. Sejak 2003, sebanyak 179 tentara Inggris tewas terbunuh. 

Sejak awal, kebijakan pengiriman pasukan ke Irak ditentang banyak pihak. Ratusan ribu orang turun ke jalan-jalan di Inggris memprotes keputusan membantu invasi Irak yang dicanangkan oleh Presiden AS kala itu, George W Bush. Inggris menurunkan sebanyak lebih dari 46.000 pasukan di dalam dan sekitar kota Basra.

Pada 2009, Perdana Menteri Inggris Gordon Brown mempertanyakan apa kepentingan Inggris dalam perang tersebut. Mantan PM Tony Blair menjawab bahwa pengiriman pasukan Inggris adalah untuk menghancurkan kekuatan Irak yang kala itu disinyalir tengah membuat senjata pemusnah massal. Namun, hingga saat ini, tidak ditemukan sama sekali adanya senjata tersebut.

Sejak 2009, Inggris menghentikan peranan tempur pasukannya di Irak dan menarik sebagian besar pasukan. Sejumlah kecil tentara masih tinggal untuk melakukan pelatihan terhadap angkatan laut Irak di kota pelabuhan umm Qasr.

Fox mengatakan Inggris masih akan menempatkan beberapa orang pasukan di Baghdad untuk melindungi kedutaan besar mereka. Beberapa tentara juga akan bergabung dengan NATO dalam misi pelatihan angkatan bersenjata Irak. Namun, misi dengan AS dinyatakan tidak akan dilanjutkan lagi.