Jenderal Pembantai Tolak Didakwa Sadis

Ratko Mladic, jenderal pembantai Muslim Bosnia.
Sumber :
  • AP Photo/Oleg Stjepanovic/Politika

VIVAnews - Mantan jenderal pasukan Serbia, Radko Mladic, menolak dakwaan yang menyatakan bahwa ia telah melakukan kekejaman yang menewaskan 100 ribu umat Muslim Bosnia selama perang Balkan pada dekade 1990-an. Ia tegas mengatakan bahwa apa yang dilakukannya hanya membela warga dan negaranya.

Muncul di ruang sidang berlapis kaca antipeluru, Mladic mengaku sedang sakit parah. Pria 69 tahun itu terlihat sulit menggerakkan tangan kanannya. Ia juga membutuhkan bantuan saat harus berdiri untuk mengenakan headset yang memperdengarkan terjemahan sidang dalam bahasa Serbia.

Kepalanya hampir seluruhnya botak. Bicaranya pun sangat lambat dan terdengar cadel. Keluarganya mengatakan bahwa Mladic yang tertangkap pekan lalu mengalami dua kali serangan stroke selama 16 tahun menjadi buron. Sementara itu, pengacara Mladic mengatakan, kliennya telah divonis menderita kanker.

Dalam sidang yang berlangsung di Mahkamah Kriminal Internasional (ICC) di Den Haag ini, Mladic berbicara kasar kepada Ketua Majelis Hakim Alphons Orie. Ia tak ingin satu huruf atau kalimat dari surat dakwaan dibacakan di pengadilan.

Saat hakim bertanya apakah ingin memberikan pembelaan atas surat dakwaan itu, Mladic tegas mengatakan tak ingin menanggapi tuduhan yang menjengkelkan dengan kata-kata mengerikan itu. "Saya Jenderal Mladic dan seluruh dunia tahu siapa aku," katanya di akhir sidang yang berlangsung selama satu jam 40 menit, seperti dikutip dari Associated Press.

Hakim menjadwalkan sidang berikutnya pada 4 Juli. Jika pada sidang mendatang tetap menolak memberikan pembelaan, hakim menganggap Mladic menyatakan tidak bersalah atas semua tuduhan. Dari situ sidang pengadilan akan berlanjut untuk membuktikan apakah Mladic bersalah atau tidak atas semua tuduhan.

Di antara tuduhan kepada Mladic adalah genosida, pemusnahan, dan penyiksaan atas kasus pembantaian di Kota Srebrenica pada April 1995. Saat itu, sekitar 8.000 warga Muslim Bosnia, baik pria dewasa dan anak-anak, menjadi korban pembantaian. Mladic pun dituduh terlibat dalam pengepungan berdarah di Kota Sarajevo, yang menewaskan 10.000 jiwa. (art)