AS Kembali Siaga Jelang 10 Tahun Tragedi 9/11

Polisi New York mensterilkan Times Square begitu menemukan bom mobil
Sumber :
  • AP Photo/Craig Ruttle

VIVAnews - Amerika Serikat kembali siaga menjelang peringatan sepuluh tahun serangan teroris 11 September. Muncul laporan bahwa ada ancaman teror lagi saat rakyat Amerika kembali mengenang insiden yang disebut dengan Tragedi 9/11.

Menurut stasiun berita BBC, kesiagaan itu disampaikan Michael Bloomberg, walikota New York - kota yang menjadi sasaran serangan teroris al-Qaeda sepuluh tahun lalu. Menurut dia, tingkat pengamanan di jembatan, terowongan, dan kendaraan umum akan ditingkatkan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tak diinginkan.

Janet Fedarcyk, pejabat Biro Investigasi Federal (FBI) di New York, juga melontarkan pernyataan serupa. "Al-Qaeda menunjukkan ketertarikan pada tanggal-tanggal serta peringatan penting. Singkatnya, ada informasi yang dapat dipercaya dan spesifik mengenai hal ini, namun masih belum dapat dikonfirmasi kebenarannya," kata Fedarcyk tanpa merinci lagi informasi apa yang mereka terima.

Pihak berwenang sudah kerjasama dengan intelijen sejak ancaman diterima pada 7 September 2011. Dalam pernyataannya, Bloomberg juga mengatakan bahwa kepolisian New York akan mengerahkan tenaga tambahan.

Peningkatan keamanan ini juga termasuk penambahan jumlah aparat keamanan serta pengecekan tas di kendaraan umum. "Secara spesifik, kami khawatir akan terjadi sesuatu pada peringatan 9/11. Sebabnya, kami melihat adanya diskusi mengenai serangan 10 tahun serangan 9/11 di material yang ditinggalkan Osama Bin Laden," ujar Kepala Kepolisian New York, Raymond Kelly.

"Tak ada keraguan bahwa New York kini lebih aman dari 10 tahun silam, namun tentu saja tak ada yang bisa menjamin hal itu. Kami tidak mengetahui apa yang tidak kami ketahui, dan kami melakukan apa yang kami yakini dapat melindungi kota, tapi dunia memang tempat yang berbahaya," lanjut Kelly.

Pasukan khusus AS menemukan sejumlah dokumen saat menyerbu persembunyian Osama Bin Laden di Abbottabad, Pakistan, Mei 2011. Isi dokumen tersebut mengindikasikan bahwa Bin Laden berencana menyerang kembali Amerika pada peringatan Tragedi 9/11. (sj)