Menlu AS di Myanmar, Pantau Laju Reformasi

Menlu AS Hillary Clinton tiba di Naypyitaw, Myanmar
Sumber :
  • REUTERS/Saul Loeb/Pool

VIVAnews - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton tiba di Naypyitaw, Myanmar, pada Rabu, 30 November 2011. Clinton memiliki misi untuk memastikan reformasi dan demokratisasi di Myanmar berjalan seperti yang dilaporkan.

Dilansir dari Reuters, Clinton adalah menteri luar negeri AS pertama yang menginjakkan kaki di Myanmar dalam 50 tahun terakhir. Agenda pertamanya pada Kamis 1 Desember 2011, adalah bertemu dengan Presiden Thein Sein, Menteri Luar Negeri Wunna Maung Lwin dan pejabat tinggi parlemen di Naypyitaw.

Kamis sore, Clinton akan bertolak menuju kota terbesar di Myanmar, Yangon. Di sini, dia akan dijamu makan malam oleh Aung San Suu Kyi. Ini adalah kali pertama Clinton bertemu muka dengan tokoh pro-demokrasi yang pernah menjalani tahanan rumah selama 21 tahun tersebut.

Kunjungan Clinton ini dilakukan atas perintah Presiden Barack Obama pada pertengahan bulan lalu. Kedatangan Clinton untuk melihat perkembangan reformasi dan pemerintahan di Myanmar. Selain itu, Clinton juga akan menawarkan bantuan yang diperlukan Myanmar dari AS dalam proses demokratisasi tersebut.

Selain itu, Clinton juga bertugas membujuk pemerintahan Myanmar untuk tidak berhubungan dengan Korea utara. AS khawatir hubungan antara Myanmar dan Korut akan menghasilkan teknologi senjata nuklir yang membahayakan.

Ketertarikan AS untuk kembali menyambangi Myanmar selain karena telah berakhirnya pemerintahan junta militer, juga karena pemerintahan Thein Sein memperlihatkan itidak baik dalam reformasi. Salah satunya adalah dibebaskannya ratusan tahanan politik, dimulainya kembali proses pemilu dan upaya meredam konflik antara tentara dengan kaum minoritas di perbatasan.

Para pengamat mengatakan, kunjungan Clinton ke Myanmar kemungkinan akan mengarah kepada dihentikannya sanksi ekonomi AS atas negara tersebut. Sanksi yang dijatuhkan ini membuat perekonomian Myanmar terpuruk sehingga mendekat kepada China yang merupakan negara sekutunya. Ini ancaman bagi AS yang saat ini tengah berusaha memperkuat pengaruhnya di Asia.