Obama Berduka Bagi "Sang Pengusir Komunis"

Vaclav Havel
Sumber :
  • m24digital.com

VIVAnews -- Pada 1989, 22 tahun lalu, terjadi perlawanan damai yang berhasil menumbangkan sistem komunis Soviet di Cekoslovakia. Dinamakan Revolusi Beludru.

Pemimpin gerakan tersebut adalah sastrawan, Vaclav Havel. Yang juga presiden terakhir Cekoslovakia. Di bawah kepemimpinanya, Cekoslovakia menjadi dua negara, Ceko dan Slovakia pada 1993.

Pada Minggu 18 Desember 2011, Havel berpulang pada usia ke-75. Republik Ceko pun menetapkan masa berkabung selama seminggu. Ungkapan duka cita juga mengalir dari berbagai negara.

Di Alun-alun Wenceslas yang menjadi titik penting Revolusi Beludru, massa berkumpul sambil menyalakan ratusan lilin. Dilansir dari kantor berita BBC, Senin 19 Desember 2011, peti jenazah Havel telah dibawa ke Praha dan akan dimakamkan pada Jumat.

Presiden Prancis Nicolas Sarkozy mengatakan, Republik Ceko telah kehilangan salah satu pahlawan besarnya. "Prancis telah kehilangan seorang kawan, dan Eropa telah kehilangan salah seorang figur bijaknya," ujarnya.

Kanselir Jerman Angela Merkel menyebut mantan presiden pertama Republik Ceko itu sebagai warga Eropa yang hebat. "Perjuangannya untuk kebebasan dan kemanusiaan  sama dengan rasa kemanusiaannya, tak mudah dilupakan," kata Merkel.

Sementara di mata Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Havel adalah salah satu sosok yang menciptakan gelombang sejarah menuju Eropa yang lebih demokratis.

Vaclav Havel memiliki sejarah gangguan pernapasan kronis terkait dengan riwayatnya sebagai perokok berat saat dipenjara bersama kaum populis. Pada 2009, ia menjalani operasi akibat peradangan, dan sempat mengalami gangguan pernapasan setelahnya.

Sebagai sastrawan, namanya terkenal kerena menulis berbagai drama yang dilarang beredar selama masa komunis. Ia merupakan presiden kesepuluh dan terakhir Ceko sebelum lepas dari rezim komunis. (sj)