Rusia-China Veto Resolusi DK PBB soal Suriah

Pengambilan suara pada resolusi DK PBB soal Suriah
Sumber :
  • REUTERS/Allison Joyce

VIVAnews - Rusia dan China memenuhi janjinya untuk menjatuhkan veto Dewan Keamanan (DK) PBB terkait kekerasan di Suriah. Menyusul veto tersebut, perwakilan negara-negara Barat menyampaikan protes mereka.

Seperti diberitakan CNN, veto dijatuhkan oleh kedua negara pada sidang DK PBB Sabtu 5 Februari 2012 yang meloloskan resolusi atas Suriah. Diketahui sebelumnya, Rusia dan China telah berulang kali menyatakan keberatan mereka atas campur tangan asing dalam permasalahan politik di negara tersebut.

Rusia telah menyampaikan keberatannya atas redaksi pada resolusi yang dirampungkan pada sidang Kamis lalu. Dalam resolusi, dikatakan bahwa DK PBB mendukung penuh rencana Liga Arab mendesak Presiden Bashar al-Assad menyerahkan kepemimpinan kepada wakilnya dan menyelenggarakan pemilu bebas.

Kendati tidak adanya pemberian sanksi maupun campur tangan militer dalam resolusi tersebut. Baik Rusia dan China mengaku khawatir resolusi akan berujung seperti yang terjadi di Libya. "Teks resolusi tidak dengan tepat mencerminkan keadaan sebenarnya dan mengirimkan sinyal yang tidak seimbang kepada berbagai pihak di Suriah," kata Duta Besar Rusia untuk PBB Vitaly Churkin.

Duta Besar China di PBB Li Baodong mengatakan bahwa resolusi hanya akan memperburuk situasi dan memberikan keputusan sepihak sebelum adanya dialog. Kendati demikian, China menyerukan seluruh pihak untuk menghentikan kekerasan dan mengembalikan ketentraman di negara tersebut.

Sebanyak 13 negara anggota DK PBB menyetujui resolusi tersebut. Duta Besar AS untuk PBB Susan Rice mengaku muak dengan veto yang dijatuhkan Rusia dan China. Sebelumnya, China dan Rusia juga pernah menjatuhkan veto terhadap resolusi DK PBB Oktober tahun lalu.

"Sejak dua negara ini menjatuhkan veto pada Suriah tahun lalu, sekitar 3.000 warga sipil terbunuh. Mereka yang menghadang upaya terakhir untuk menyelesaikan ini secara damai, akan melihat masa depan yang penuh darah," kata Susan.

Hal senada disampaikan Duta Besar Inggris untuk PBB Mark Lyall Grant. Dia mengatakan, China dan Rusia harus menanggung beban setiap orang yang mati di Suriah akibat gagalnya resolusi diloloskan. "Ini berarti Rusia dan China lebih mendukung tirani daripada rakyat Suriah," kata Grant.