Tak Ada Kertas, Tak Ada Berita

Sumber :

VIVAnews - Sudah sekitar tujuh pekan penduduk di Guinea-Bissau, sebuah negara mungil di Afrika barat, tidak bisa membaca surat kabar maupun majalah. Pasalnya, negara berpopulasi 1,6 juta orang tersebut sedang mengalami krisis kertas.

"Percetakan sedang mengalami krisis kertas, dan krisis koran di sini," kata  Atizar Mendes, direktur majalah Ultima Hora, seperti dikutip dari laman ABC News, Kamis 12 Februari 2009.

"Krisis telah berlangsung lebih dari 45 hari," kata Mendes. "Kami telah meminta bantuan pada pemerintah yang baru, dan mungkin akan segera terwujud," lanjut Mendes.

Negara bekas koloni Portugal ini hanya memiliki lima penerbitan, tapi tidak satupun yang dapat melakukan pekerjaan rutinnya: mencetak koran.

Karyawan di surat kabar pemerintah No Pintcha, Simao Abina, mengkonfirmasi berita tersebut dengan pernyataan sederhana. "Kami telah berhenti mencetak sejak Desember lalu," kata Abina.

Seorang pegawai percetakan negara menjelaskan bahwa kertas yang digunakan untuk mencetak surat kabar dan majalah diimpor dari Belanda.

"Namun jenis kertas yang kami pakai tidak lagi tersedia di pasaran Belanda, dan kami tidak punya informasi dari mana kami bisa membeli kertas seperti yang biasa kami pakai," katanya.

Joao de Barros, pemilik harian Diaria de Biassau, yang memiliki sirkulasi 1.500 eksemplar empat hari dalam sepekan menyimpan persediaan kertas di Senegal.

"Namun butuh biaya dua kali lipat dari biasanya. Saya terpaksa harus menaikkan harga koran atau tidak menaikkan harga koran tapi mengurangi jumlah koran yang dicetak," kata Barros.