AS Minta Taiwan dan Filipina Akhiri Konflik
Kamis, 16 Mei 2013 - 13:01 WIB
Sumber :
- REUTERS/Pichi Chuang
VIVAnews - Konflik antara Taiwan dan Filipina soal penembakan nelayan di perairan perbatasan kedua negara telah mengundang perhatian AS. Melalui Departemen Luar Negerinya, AS meminta kedua pihak menahan diri agar konflik bisa segera diselesaikan dengan baik dan tidak memburuk.
"Kami mendesak Filipina dan Taiwan untuk menerapkan semua langkah yang diperlukan demi mengklarifikasi perbedaan mereka dan mencegah munculnya peristiwa-peristiwa tragis," kata juru bicara Deplu AS, Patrick Ventrell, seperti dikutip kantor berita Reuters
.
"Kami terus mendesak kedua pihak untuk menjamin keselamatan maritim dan menahan diri agar tidak melakukan tindakan yang bisa memperkeruh suasana di kawasan dan bisa merendahkan peluang terciptanya jalan keluar mengatasi perbedaan secepatnya," lanjut Ventrell.
Taiwan dan Filipina selama ini merupakan mitra bagi AS di kawasan Asia. Kendati menerapkan kebijakan "Satu China," AS tetap berhubungan baik dengan Taiwan dan Filipina sejak merupakan salah satu sahabat dekat bagi Washington.
Namun Taiwan dan Filipina sejak pekan lalu bersitegang setelah Taipei marah kepada Manila atas penembakan nelayannya di perairan dekat kedua negara pada 9 Mei lalu. Nelayan Taiwan, Hung Shih-cheng, tewas setelah kapalnya ditembak kapal patroli Filipina di perairan sebelah utara negara itu karena dianggap melanggar perbatasan maritim. Taiwan menyatakan pembunuhan itu berlangsung di zona ekonomi eksklusif Taiwan dan insiden tersebut dianggap melanggar hukum internasional.
Selain menolak permintaan maaf dan menerapkan sejumlah sanksi sepihak kepada Filipina, Taiwan pun menggelar latihan militer, yang dimulai hari ini. Latihan itu berlangsung selama dua hari.
Baca Juga :
"Kami mendesak Filipina dan Taiwan untuk menerapkan semua langkah yang diperlukan demi mengklarifikasi perbedaan mereka dan mencegah munculnya peristiwa-peristiwa tragis," kata juru bicara Deplu AS, Patrick Ventrell, seperti dikutip kantor berita Reuters
"Kami terus mendesak kedua pihak untuk menjamin keselamatan maritim dan menahan diri agar tidak melakukan tindakan yang bisa memperkeruh suasana di kawasan dan bisa merendahkan peluang terciptanya jalan keluar mengatasi perbedaan secepatnya," lanjut Ventrell.
Taiwan dan Filipina selama ini merupakan mitra bagi AS di kawasan Asia. Kendati menerapkan kebijakan "Satu China," AS tetap berhubungan baik dengan Taiwan dan Filipina sejak merupakan salah satu sahabat dekat bagi Washington.
Namun Taiwan dan Filipina sejak pekan lalu bersitegang setelah Taipei marah kepada Manila atas penembakan nelayannya di perairan dekat kedua negara pada 9 Mei lalu. Nelayan Taiwan, Hung Shih-cheng, tewas setelah kapalnya ditembak kapal patroli Filipina di perairan sebelah utara negara itu karena dianggap melanggar perbatasan maritim. Taiwan menyatakan pembunuhan itu berlangsung di zona ekonomi eksklusif Taiwan dan insiden tersebut dianggap melanggar hukum internasional.
Selain menolak permintaan maaf dan menerapkan sejumlah sanksi sepihak kepada Filipina, Taiwan pun menggelar latihan militer, yang dimulai hari ini. Latihan itu berlangsung selama dua hari.