KTT APEC 2013, Bali: Yang Merugi, Yang Mengikhlaskan
Rabu, 2 Oktober 2013 - 07:12 WIB
Sumber :
- ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana
VIVAnews - Perhelatan akbar Pekan Konferensi Tingkat Tinggi Forum Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Nusa Dua, Bali, mulai berlangsung sejak 1 Oktober 2013. Namun, perhelatan yang menghadirkan para pemimpin negara ini berdampak negatif pada usaha penduduk setempat.
Baca Juga :
Misalnya Giri, perempuan pemilik kios di perempatan lampu merah pintu masuk Bali Tourism Development Center (BTDC), Nusa Dua. Kepada VIVAnews yang menemuinya, Selasa 1 Oktober 2013, Giri mengaku tekor karena ketatnya pengamanan KTT APEC.
"Saya merasa rugi karena ada APEC ini. Sepi pembeli," keluhnya.
Padahal, sebelum APEC digelar, kiosnya masih didatangi satu dua turis mancanegara. Ini karena selama penyelenggaraan APEC, beberapa ruas jalan ditutup oleb polisi.
"Seperti jalan di depan toko saya ini, jam 8 pagi tadi tiba-tiba ditutup. Baru dibuka lagi jam 12," kata Giri yang memiliki kios itu karena warisan dari ibunya.
Giri mengaku tidak terlalu paham apa yang sebenarnya dibicarakan dalam forum yang dihadiri 21 pemimpin negara dan kepala pemerintahan itu. "Tidak terlalu berpengaruh banyaklah sama kehidupan saya ini," kata dia.
Ditanya apa dirinya mendapat ganti rugi dari pemda setempat sebagai imbas penutupan beberapa ruas jalan, Giri mengaku pasrah. Dia juga tidak ingin memprotes. "Tidak mungkinlah dapat ganti rugi. Ya, saya intinya mendukung saja. Untuk apa demo-demo malah akan merusak citra Bali," kata dia.
Komentar serupa juga diungkap oleh karyawan yang bekerja di galeri lukisan di area Bali Collection, Ayu dan Desy. Bali Collection sudah dikenal turis sebagai lokasi berbelanja suvenir khas Pulau Dewata.
Lokasinya yang berada di dalam kawasan BTDC, seharusnya menjadi lokasi strategis bagi para anggota delegasi APEC yang menginap di kawasan itu. Namun, Ayu tidak merasakan manfaatnya.
"Yang saya dengar sih tidak ada arahan dari panitia kalau para tamu APEC diminta berbelanja kemari selama penyelenggaraan APEC. Jangankan delegasi APEC, para peserta ajang Miss World saja tidak mampir ke Bali Collection," ujarnya.
Padahal, kata Ayu, lokasi ke-130 peserta finalis kontes kecantikan itu menginap sangat dekat yakni di Hotel Westin. Ayu malah dapat laporan dari rekannya, peserta Miss World malah berbelanja ke Seminyak, yang notabene lokasinya lebih jauh.
Berkaca dari pengalaman itu, dia tidak yakin forum APEC akan membawa dampak positif buat tempat kerjanya. "Kalau kata mereka sih: 'Ah, besok APEC. Dijamin turis-turis pada kabur'," Ayu menirukan keluhan para karyawan. "Turis-turis itu kan pengennya tidak terlalu banyak diawasi. Mereka tidak suka dengan pengamanan yang berlebihan. Mereka di sini untuk berlibur."
Dampak itu rupanya tidak akan terelakkan, karena KTT APEC jelas membutuhkan pengamanan ekstra ketat. Kawasan BTDC akan ditutup bagi kendaraan roda dua. Hanya mobil dengan stiker panitia yang diijinkanmasuk.
Taksi juga mengalami nasib serupa. Mulai Rabu esok, mereka tak bisa mengantarkan para tamu dari hotel yang ada di BTDC.
"Mereka dianjurkan untuk pake shuttle dan dapat diturunkan di Tragia. Dari sana, mobil taksi sudah siap beroperasi," kata salah satu sopir Taxi Bali, Ketut Brubu, yang sedang mangkal di lapangan parkir depan Bali Collection.
Brubu mengaku dia ikhlas Bali dijadikan lokasi perhelatan APEC. Dia mengaku bangga Bali dapat kembali dipercaya sebagai tuan rumah perhelatan berskala internasional itu. Artinya, buat dia situasi di Bali aman, sehingga arus ekonomi dari pariwisata terus mengalir.
"Ya, semoga saja nanti setelah APEC lewat, Bali akan semakin dikunjungi oleh turis-turis dari luar negeri dan lokal," kata dia. (kd)