Menlu Australia: Kami Catat Keprihatinan Indonesia
Selasa, 19 November 2013 - 06:39 WIB
Sumber :
- ANTARA
VIVAnews -
Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop menolak berkomentar banyak mengenai kabar negaranya menyadap sejumlah pejabat tinggi Indonesia, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Namun, dia yakin Australia dan Indonesia bisa menyelesaikan ketegangan ini.
Berbicara di New Delhi, Senin malam, 18 November 2013, Bishop mengaku negaranya sangat memperhatikan perasaan Indonesia soal rezim spionase Australia. Menurut laman
The Sydney Morning Herald,
Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa mencoba menghubungi Bishop. Namun, Bishop tidak mengkonfirmasi apakah ada pembicaraan di antara mereka.
“Kami tentu memperhatikan kekhawatiran Pemerintah Indonesia. Kami catat keprihatinan mereka. Tapi, Pemerintah Australia tidak pernah mengomentari urusan intelijen. Dan, saya mempertahankan prinsip dan praktik ini," kata dia.
Meski Indonesia sudah menarik duta besar mereka untuk Australia dan menuntut permintaan maaf, Bishop juga mengatakan tidak akan memberikan "komentar-komentar" dalam barisan diplomatik negaranya.
Laman berita
SMH
menilai kerja sama dengan Indonesia sangat krusial bagi Pemerintah koalisi Australia yang terbilang baru itu. Peran Indonesia penting, terutama, untuk mencegah kapal-kapal pencari suaka. Dan ini adalah janji kunci kampanye pemerintah.
Bishop menambahkan, pihaknya menghargai kerjasama kedua negara dan Pemerintah di bawah PM Tony Abbott berjanji akan terus memperkuat kerjasama tersebut. "Saya kira ada kepentingan kedua negara. Saya akan memastikan kerjasama dua negara terus berkembang. Kami menyadari keprihatinan mereka dan kami akan serius menanggapinya. Tapi, saya tidak akan memberi komentar soal itelijen," imbuhnya.
Baca Juga :
Namun, dia yakin Australia dan Indonesia akan menemukan solusi untuk memecah ketegangan ini.
Baca Juga :