Bentrok Antar Pendemo di Bangkok, 1 Tewas

Massa anti pemerintah gelar demo di Bangkok, Thailand
Sumber :
  • REUTERS/Damir Sagolj

VIVAnews - Setidaknya satu orang tewas dan tiga terluka terkena tembakan setelah bentrok terjadi antara demonstran di Bangkok, Thailand, pecah. Tembakan ini terdengar setelah pendemo pro pemerintah diserang oleh mahasiswa, Sabtu 30 November 2013.

Kemarin, merupakan hari ketujuh aksi protes untuk menggeser Perdana Menteri Yingluck Shinawatra, seperti diberitakan BBC edisi 30 November 2013. Pendemo menilai, pemerintahan Shinawatra dikendalikan oleh saudaranya, Thaksin Shinawatra, yang kini ada di pengasingan.

Aksi damai pendukung pemerintah pada Sabtu kemarin berubah menjadi bentrok di luar sebuah stadion, saat sekelompok mahasiswa menyerang kendaraan yang membawa pendukung pemerintah itu ke stasiun. Kaca-kaca jendela dipecahkan, dan beberapa orang terluka.

Kemudian, terdengar tembakan. Tapi, belum jelas dari pihak mana. Pasukan polisi langsung dikirim ke lokasi tersebut. Jalan-jalan di sekitar stadion itu diblokir. Namun, kedua kubu masih bentrok selama beberapa jam kemudian.

Polisi bahkan sampai harus meminta bantuan militer untuk menjaga keamanan kota. Juru bicara Kepolisian Piya Utayo mengatakan, sebanyak 2.730 tentara dari darat, laut, dan udara diterjunkan untuk membantu pengamanan kota.

Ketegangan kini meningkat di Bangkok, menyusul kubu anti-pemerintah melancarkan gerakan yang mereka sebut "revolusi rakyat". Mereka ingin menduduki gedung-gedung pemerintah di seluruh Bangkok.

Sebelumnya, PM Yingluck Shinawatra menolak mempercepat pemilihan umum untuk mengatasi krisis unjuk rasa besar-besaran yang masih membelit negara kerajaan itu. Adik mantan PM Thaksin Shinawatra itu menilai situasi di negaranya belum cukup aman untuk digelar pemilu. 

"Situasi saat ini sangat sensitif. Bukan berarti kami selama ini memilih mundur dan tidak bersikap. Biarkan polisi bertindak tahap demi tahap. Untuk langkah pertama, mereka telah bernegosiasi," ujar Yingluck seperti dilansir kantor berita BBC, Jumat 29 November 2013. (art)