Belum Nyatakan Penumpang MH370 Tewas, Ini Pertimbangan PM Najib
Sabtu, 26 April 2014 - 07:28 WIB
Sumber :
- REUTERS/Damir Sagolj
VIVAnews - Proses pencarian pesawat nahas Malaysia Airlines MH370, telah memasuki hari ke-49 pada Jumat, 25 April 2014. Kendati Perdana Menteri Najib Tun Razak pada bulan lalu telah mengumumkan perjalanan burung besi jenis Boeing 777-200 ER itu berakhir di Samudera Hindia, tetapi dia belum siap menyatakan para penumpang dan awak telah meninggal dunia.
Baca Juga :
Stasiun berita CNN Jumat kemarin menayangkan wawancara khusus dengan Najib, yang berisi penjelasan dia soal belum adanya pernyataan bahwa semua 239 penumpang dan awak pesawat telah meninggal.
"Di beberapa titik, kadang saya ingin melakukan hal itu. Tetapi, saat ini saya berpikir saya perlu mempertimbangkan perasaan keluarga penumpang dan beberapa di antara mereka, tidak akan menerima fakta itu, hingga bukti nyata ditemukan," ujar Najib yang diwawancarai oleh Richard Quest.
Kendati begitu, Najib, mengatakan sangat sulit apabila membayangkan ditemukan bukti nyata.
Dalam wawancara yang dilakukan pada Kamis kemarin itu, Najib menyebut hilangnya pesawat MAS MH370 secara misterius merupakan skenario yang aneh. Hal itu tidak dapat dibayangkan sebelumnya.
"Bagaimana mungkin sebuah pesawat yang seharusnya menuju Beijing kemudian berakhir di separuh perjalanan menuju Benua Antartika?" tanya dia.
Sebelum mengumumkan itu kepada publik, lanjut dia, Najib telah berulang kali bertanya kepada para penyelidik apakah mereka yakin dengan temuan itu.
"Dan jawaban mereka kepada kami, yaitu kami yakin semampu kami," kata dia.
Saat ditanya CNN bahwa negaranya tidak berupaya maksimal dalam mencari keberadaan pesawat, Najib menekankan bahwa peristiwa ini merupakan sesuatu yang tidak diduga. Situasi ini, ujar Najib, merupakan tantangan yang sulit bagi negara mana pun untuk diatasi.
"Beberapa hal, kami lakukan dengan baik. Kami fokus dalam proses pencarian pesawat. Kami mungkin tidak mendapat jalur komunikasi yang betul-betul baik sebagai petunjuk awal. Tetapi, yang terpenting, kami semua bekerja sama," kata dia.
Sehingga, lanjut Najib, dia siap bahwa ada beberapa hal saat proses pencarian yang mereka lakukan dengan baik dan tidak.
"Kami siap untuk menindaklanjutinya dan menyiapkan bahwa tim penyelidikan ini melakukan penilaian objektif," ujar dia.
Pemimpin partai penguasa di Malaysia ini meyakini ada seseorang yang memantau radar saat pesawat dinyatakan hilang.
"Tapi intepretasi itu dilakukan setelah pesawat hilang," kata dia.
Beda Kasus
Menurut informasi yang belum dikonfirmasi, malam di saat pesawat hilang, satu radar militer berhasil menangkap sinyal perjalanan bahwa burung besi itu terbang melintasi Semenanjung Malaysia.
Hingga saat ini belum ada satu pun pesawat untuk menyelidiki sinyal itu, karena saat itu dianggap pesawat itu tidak berbahaya.
"Pesawat itu terlihat seperti penerbangan komersial, setelah sebelumnya mengikuti jalur penerbangan normal," ungkap dia.
Najib pun menegaskan hilangnya MH370 berbeda dari kasus jatuhnya pesawat SilkAir di tahun 1997 dan hilangnya pesawat Air France tahun 2009 silam.
"Ini merupakan sesuatu yang di luar kendali kami. Sebelumnya hanya ada sinyal ping dan temuan benda-benda. Itu yang kami analisa dan hanya itu yang kami miliki," tutur Najib. (ren)