Tuntut Akhiri Perang, Wanita Sudan Selatan Ancam Mogok Seks
Minggu, 26 Oktober 2014 - 05:03 WIB
Sumber :
- MSF / Jake Simkin
VIVAnews - Sebuah kelompok wanita Sudan Selatan mengancam tidak akan bersedia melakukan hubungan seks dengan suami mereka, jika perang sipil di negara mereka tidak juga berakhir. Ancaman itu mencuat ketika digelar pertemuan dengan 90 wanita, termasuk di antaranya anggota parlemen.
Baca Juga :
Harian Telegraph, edisi Jumat 24 Oktober 2014 melansir pertemuan itu berlangsung di kota Juba, Sudan Selatan. Mereka mencoba dan memajukan lebih awal penyebab perdamaian, penyembuhan dan rekonsiliasi.
Hasil dari pertemuan itu yakni meminta semua wanita di Sudan Selatan untuk menolak hak berhubungan intim dengan suami mereka hingga mereka bisa memastikan perdamaian bisa kembali. Usulan lainnya disampaikan untuk memohon kepada istri Presiden Sudan Selatan, Salva Kiir dan seterunya, ketua kelompok pemberontak, Riek Machar, untuk mendorong para suami mereka agar menghentikan perang.
Menurut Komisi Rekonsiliasi yang didukung Pemerintah Sudan Selatan, Tobias Atari Okori, ide tersebut menunjukkan betapa warga telah putus asa dan menginginkan agar perang segera berakhir.
"Warga mengalami penderitaan yang begitu hebat dan para wanita, anak-anak serta kaum lansia merupakan pihak yang paling menderita," ujar Atari.
Sejauh ini, ribuan orang telah terbunuh dalam perang sipil antara pasukan pemerintah, kelompok pemberontak dan pasukan suku militan. Sementara, dua juta warga terpaksa meninggalkan rumahnya.
Sekitar 100 ribu orang harus mengungsi ke tempat penampungan pasukan perdamaian PBB. Banyak dari mereka yang khawatir, mereka tidak akan sanggup tinggal di kamp kumuh dan terbuka. Bahkan, kamp itu sangat padat layaknya penjara.
Bahkan utusan khusus PBB untuk tindak kekerasan seksual, Zainab Bangura mengatakan pada bulan ini, tingkat pemerkosaan merupakan hal terburuk yang pernah dia saksikan.