AS Cari Sisa Jasad Ribuan Pasukan Militer Era PD II
Senin, 15 Juni 2015 - 13:29 WIB
Sumber :
- Kedubes AS/Erik A. Darmawan
VIVA.co.id - Pemerintah Amerika Serikat dan Indonesia, sepakat menekan satu kesepakatan pada Jumat pekan lalu, yang berisi dukungan dalam mencari dan mengangkat ribuan jasad personil militer Negeri Paman Sam yang terkubur di Tanah Air usai Perang Dunia II, antara tahun 1939-1945.
Koordinasi yang dilakukan oleh United Defense Prisoners of War/Missing in Action (POW/MIA) Accounting Agency (DPAA) dan Kantor Atase Pertahanan (DAO) di Kedutaan Besar AS di Jakarta, TNI dan Pusat Sejarah TNI, sepakat ada sekitar 2.000 personil AS yang hilang saat PD II di Indonesia.
Baca Juga :
Demikian isi keterangan tertulis dari Kedutaan Besar AS di Jakarta, yang diterima VIVA.co.id pada Senin 15 Juni 2015. Agar bisa melaksanakan misi tersebut, Pemerintah AS membutuhkan persetujuan dan dukungan dari masyarakat Indonesia.
"Penandatangan kesepakatan ini membangun kemitraan yang memungkinkan kami mencapai misi yang mulia dan membantu memberikan kepastian bagi para keluarga yang masih menanti. Hal tersebut, tak bisa terlaksana tanpa persetujuan dan dukungan pemerintah dan masyarakata Indonesia," kata Mayor Jenderal Angkatan Udara AS, Kelly McKeague.
Pemerintah AS turut mengucapkan terima kasih kepada Brigadir Jenderal TNI, Zaedun dan tim pusat sejarah atas kesediaan membantu Negeri Paman Sam. Persetujuan itu, kata AS, merupakan cerminanan persahabatan baik kedua negara.
Sementara itu, Duta Besar AS untuk Indonesia, Robert Blake, mengatakan kesepakatan yang ditekan kedua pihak merupakan bentuk penghormatan terhadap kenangan warga Negeri Paman Sam dan RI yang membela negara mereka.
"Kerja sama AS-Indonesia kini lebih erat dan komprehensif. Kami bangga menjadi mitra pertahanan utama Indonesia dalam latihan bersama dan kegiatan-kegiatan lainnya. Selain latihan rutin, program pertukaran antarmiliter, serta penjualan dan kesepakatan kedua negara, maka penandatanganan itu meneguhkan kerja sama antara kedua negara berdasarkan prinsip kesetaraan, kemanusiaan, saling menguntungkan, non-interferensi dan saling menghormati," ujar Blake.
Sebelum sisa jasad diangkat, Pemerintah AS akan melakukan penelitian lebih dulu. Seluruh biaya penelitian dan proses tersebut akan didanai oleh Pemerintah AS.
Semua penelitian dan kegiatan di lapangan akan dilaksanakan berdasarkan perjanjian yang disepakati oleh DPAA dan Pusat Sejarah TNI. (asp)