Krisis Yunani, Rusia Menunggu di Tikungan
Jumat, 3 Juli 2015 - 18:12 WIB
Sumber :
- REUTERS/Stefanos Rapanis
VIVA.co.id
- Presiden Rusia Vladimir Putin disebut sulit menahan senyum kecut, di saat Uni Eropa (UE) berjuang menghadapi persoalan dengan krisis utang Yunani, yang saat ini terus bergerak semakin dalam.
Ekonomi Rusia yang rapuh, dipastikan tidak akan lolos dari risiko, jika Yunani meninggalkan zona euro atau UE. Krisis akan menjadi pelajaran mengkhawatirkan bagi Moskow.
Dilansir dari
Reuters
, Jumat, 3 Juli 2015, Rusia kini satu dari sedikit negara yang secara realistis, menjadi tempat bagi Athena berpaling, mengatasi krisis keuangan yang sedang mendera.
"Saya berpikir mereka (Rusia) akan menggunakan Yunani, sebagai alat menentang Jerman, menentang Uni Eropa," kata editor majalah New Times, Yevgenia Albats, yang merupakan pengkritik Rusia.
Dia mengklaim hal itu yang biasa dilakukan Soviet, melalui KGB selama Perang Dingin. "Mereka menggunakan negara-negara miskin dan pemerintahan, dalam perang dengan peradaban Barat," ujarnya.
Tapi Yevgenia tidak dapat menyertai klaimnya dengan contoh kasus. Media-media di Yunani, menggambarkan krisis Yunani sebagai awal dari persoalan UE, merujuk pada Portugal, Irlandia, Spanyol dan Italia.
Baca Juga :
Rusia memang akan terdampak, akibat krisis global yang mungkin bermula dari Yunani. Namun kerusakan yang diderita negara-negara Uni Eropa, akan jauh lebih buruk dari yang diderita oleh Rusia.
Beberapa pakar Rusia telah menyarankan, agar Yunani menyerah bermitra dengan Barat, lalu bergabung dengan serikat yang dipimpin Rusia, bergabung dengan Serikat Ekonomi Eurosia (EEC).