Majikan Keberatan Jatah Libur Bagi Pembantu

Sumber :

VIVAnews - Para pengguna jasa pembantu rumah tangga asal Indonesia di Malaysia keberatan dengan proposal pemerintah mengenai jatah satu hari libur setiap pekan bagi pembantu rumah tangga. Mereka justru khawatir para pembantu bisa terpengaruh hal buruk jika dibiarkan bebas di hari libur.

Seperti dikutip dari laman harian The Star, Kamis 18 Juni 2009, para majikan merasa bahwa hari libur adalah sesuatu yang harus dibahas antara pekerja dan majikan, dan tidak didikte oleh hukum.

Seorang ibu rumah tangga yang meminta disebut sebagai Azizah mengatakan, pembantu rumah tangganya dari Indonesia selama 13 tahun tidak pernah meminta hari libur, dan dia tampak senang bekerja untuk keluarga Azizah secara full time. "Kemana mereka akan pergi sendiri jika mereka mendapat hari libur?" kata Azizah.

Majikan lain, W.H. Khoo, 44 tahun, mengungkapkan kekhawatiran karena menurutnya, pembantu-pembantu itu akan kebingungan dan ada ancaman bahaya kalau mereka berkumpul bersama orang-orang yang salah. "Saya mengajak pembantu saya nonton film dan berbelanja. Tapi saya tidak mendukung proposal hari libur wajib bagi pembantu," katanya.

Jim, 62 tahun, yang bekerja di sebuah perusahaan dagang mengatakan, dia tidak merasa keberatan mengajak pembantunya pergi bersama keluarganya. Namun dia mengkhawatirkan keselamatan pembantunya kalau dia harus bepergian seorang diri.

Sementara itu, presiden Federasi ASEAN untuk Kesehatan Mental dan Penyakit Kejiwaan, Prof Dr Mohamad Hussain Habil, mengatakan, satu hari libur saja tidak cukup. Dia juga mengatakan bahwa pembantu rumah tangga harus diperlakukan sama dengan pekerja lain berdasarkan undang-undang tenaga kerja.

Hussain menambahkan, sebuah panduan tentang hal-hal yang bisa dan tidak bisa diterapkan pada pembantu mereka juga harus disusun untuk majikan.