Soal Laporan Jatuhnya MH17, Rusia: Temuan Itu Bias

Ketua Dewan Keselamatan Belanda, Tjibbe Joustra
Sumber :
  • REUTERS/Michael Kooren
VIVA.co.id - Pemerintah Rusia langsung bereaksi setelah Dewan Keselamatan Belanda menyebut itu. Kendati Dewan Keselamatan belum menyebut pihak yang menembakkan rudal, namun harian terhormat Belanda, Volkskrant mengutip beberapa sumber terdekat dalam penyelidikan. 

Seperti dikutip stasiun berita Channel News Asia, Selasa, 13 Oktober 2015, harian itu menyebut rudal ditembakkan oleh kelompok pemberontak di Ukraina. "Rudal BUK diciptakan dan dibuat di Rusia. Sehingga, ini dapat diasumsikan bahwa pemberontak tidak akan dapat mengoperasikan alat semacam itu. Saya duga ada keterlibatan mantan pejabat militer Rusia di sana," ujar harian itu.

Pemerintah Rusia menilai, laporan yang dirilis Belanda pada Selasa kemarin terlalu bias. Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov mengatakan, ada upaya yang jelas untuk membuat kesimpulan yang bias dan menggiring isu ini bermotif politis.

"Ini merupakan sebuah sumber yang disayangkan. Walaupun Rusia telah berulang kali mengulangi dan melakukan penyelidikan yang komprehensif, tetap saja isu ini dipolitisir. Padahal, kami telah meminta semua informasi yang kami miliki untuk dipertimbangkan," kata Ryabkov.

Untuk membantah hasil penyelidikan itu, perusahaan pembuat rudal BUK, Almaz-Antey melakukan uji coba sendiri. Perusahaan milik Pemerintah Rusia itu menunjukkan sebuah video berisi rudal BUK yang diledakkan di dekat hidung pesawat Ilyushin yang telah dinonaktifkan.

Klik video hasil uji coba di sini.

Berdasarkan hasil uji coba, Almaz-Antey membantah rudal ditembakan dari Snizhne, sebuah desa yang dikuasai oleh kelompok pemberontak. Mereka menyebut pesawat Malaysia Airlines itu kemungkinan ditembak jatuh dari teritori yang tengah diperebutkan oleh kelompok pemberontak dan pasukan Ukraina.

Perusahaan itu juga menyebut rudal BUK yang ditembakan adalah rudal lama yang tak lagi digunakan oleh militer Rusia. "Hasil dari uji coba ini bertentangan dengan kesimpulan yang dibuat Komisi Belanda mengenai jenis roket dan lokasi peluncuran," ujar Direktur Almaz-Antey, Yan Novikov yang kini termasuk dalam daftar orang yang dikenai sanksi oleh negara-negara barat. 

Novikov mengatakan, pesawat Boeing itu ditembak oleh sistem rudal BUK yang ditembakan alat peluncur 9M38 dari desa Zaroschchenske. Menurut pejabat berwenang Almaz-Antey, Mikhail Malyshevsky, rudal yang berusia tua dilarang penggunaannya di dalam militer Rusia. Sebab, menurut tanggal kadaluarsa, rudal itu terakhir kali hanya boleh digunakan tahun 2011 lalu. 

Almaz-Antey pada Juli lalu menyebut rudal itu bisa saja dari jenis 9M38M1 yang merupakan versi lebih baru dari senjata itu. Tetapi, dari hasil uji coba, terbukti rudal yang digunakan justru lebih tua dari versi tersebut.

Teori lain yang sebelumnya disebut oleh Rusia selama satu tahun terakhir adalah pesawat itu ditembak dengan menggunakan rudal dari udara. Itu merupakan rudal buatan Israel dan ditembakan menggunakan pesawat militer Ukraina.

Rusia mengaku terkejut dengan seruan Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte yang meminta Negeri Beruang Merah untuk bekerja sama selama penyelidikan berlangsung. Menurut juru bicara Kemlu Rusia, Maria Zakharova, seruan tersebut aneh. Rusia, kata Zakharova, selalu bersedia untuk bekerja sama dalam proses penyelidikan. 

(mus)