JK: 'Malang Message', Pesan Damai untuk Dunia

Wakil Presiden Jusuf Kalla
Sumber :
  • Diah Pitaloka/Viva.co.id
VIVA.co.id - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut deklarasi Malang Message
bisa memberikan harapan dan sumbangan untuk perdamaian di banyak negara Islam di Timur Tengah. Pesan yang digagas oleh peserta International Conference of Islamic Scholars (ICIS) selama tiga hari di Malang itu diharapkan bisa menjadi solusi untuk menghentikan radikalisasi dan konflik yang berlangsung di Timur Tengah.

“Deklarasi
Malang Message
ini memberikan harapan besar dalam mengamalkan agama kita,
Rahmatan Lil Alamiin,
” kata Jusuf Kalla dalam sambutanya ketika menutup ICIS di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang Rabu 25 November 2015.


Wapres mengaku prihatin dengan aliran pengungsi dari negara Timur Tengah yang masuk ke negara barat untuk mencari keamanan dan keselamatan karena negara mereka tak henti diguncang konflik, juga banyaknya aksi radikalisme dan terorisme yang marak di berbagai tempat.


Malang Message
sendiri berisi pernyataan dari ulama peserta ICIS dari berbagai negara di Asia Tenggara dan Timur Tengah untuk menyuarakan Islam yang moderat dan Rahmatan Lil Alamin.


Sekjen ICIS, Hasyim Muzadi yakin nilai Islam yang berkembang di nusantara dan sebagian besar di Asia Tenggara bisa menjadi solusi jika dikembangkan di Timur Tengah, “Islam yang
rahmatan lil alamin
, yang toleran, moderat, tidak kiri dan kanan. Moderasi ini yang diperjuangkan oleh ICIS sejak awal,” kata Hasyim.


Ulama mencoba menawarkan konsep Islam yang berkembang di Indonesia dan di Asia Tenggara kepada negara Islam di Timur Tengah, sebagai alternatif upaya untuk mengakhiri konflik yang disebabkan intoleransi dan perbedaan pandangan dalam agama. Nilai ini juga bisa diwujudkan dalam sistem pendidikan yang menempatkan toleransi dan memoderasi aliran kiri ataupun kanan dalam Islam.


“Seperti Pancasila, yang menjadi inti dari agama Islam dan agama lain yang ada di Indonesia. Pancasila membuat Indonesia tidak menjadi negara Islam karena banyak agama lain, dan tidak pula menjadi negara sekuler. Pancasila memoderasi semua perbedaan," katanya.


ICIS  digagas sejak tahun 2002 oleh Kementerian Luar Negeri dan tokoh NU Hasyim Muzadi sebagai salah satu upaya meredam radikalisme dan ekstrimisme. ISIS merangkul ulama, sufi dan cendekiawan muslim dunia, pasca serangan 11 September di Amerika Serikat.