Perahu Imigran Didorong Lagi, RI Tuntut Penjelasan Australia

Ilustrasi pencari suaka Australia
Sumber :
  • Reuters
VIVA.co.id
- Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir, mengaku telah mendengar adanya perahu pencari suaka yang didorong balik dari Pulau Christmas, Australia. Sebelum berani menyatakan siapa yang mendorong balik, Pemerintah Indonesia saat ini tengah meminta klarfikasi dari Kedutaan Besar Australia di Jakarta. 

Demikian ungkap Arrmanatha ketika dihubungi VIVA.co.id melalui telepon pada Jumat, 27 November 2015. Arrmanatha mengatakan tidak ingin berspekulasi mengenai siapa pelakunya. 

"Kami masih mengecek kepada Kedutaan Australia di sini. Walaupun sudah ada pengakuan dari salah satu pencari suaka kepada polisi, tetapi kami tetap membutuhkan klarifikasi tersebut," ujar Arrmanatha. 

Diplomat yang pernah bertugas di New York dan Jenewa itu mengatakan Pemerintah Indonesia tidak akan mengangkat isu tersebut dalam pertemuan Jakarta Meeting yang dihelat hari ini. Sebab, isu itu tidak termasuk ke dalam topik pembahasan. 

"Tetapi, kami mungkin akan menanyakan secara informal," Arrmanatha menambahkan. 

Posisi Indonesia mengenai kebijakan isu dorong balik perahu ini, ujar Arrmanatha masih tetap sama. Kebijakan dorong balik perahu, kata Arrmanatha tetap membahayakan nyawa pencari suaka. 

"Isu ini harus diatasi dengan cara komprehensif. Hal ini tidak bisa diselesaikan oleh satu pihak saja seperti oleh negara tujuan atau negara asal. Itu semua harus ditangani secara menyeluruh dan harus memprioritaskan sisi kemanusiaannya," kata dia. 

Isu ini, ujar Arrmanatha tidak dibahas oleh Presiden Joko Widodo ketika menerima kunjungan Perdana Menteri Malcolm Turnbull pada 12 November lalu. Turnbull dan Menteri Imigrasi, Peter Dutton juga menolak berkomentar mengenai kebijakan dorong perahu itu. 

Pada Kamis malam kemarin, kepolisian Kupang menemukan dan kapten kapal yang ingin menyeberang ke Australia. Menurut salah satu keterangan salah satu pencari suaka, Muhammad Anwar, mereka telah meninggalkan Indonesia 10 hari lalu untuk menuju ke Negeri Kanguru. 

"Kami berhasil mencapai Pulau Christmas, tetapi Australia tidak bersedia menerima kami," kata Anwar yang mengaku telah membayar US$5.000 atau setara Rp68 juta. 

Saat ini, para pencari suaka dan kapten kapal masih terus dimintai keterangan oleh polisi. (ren)