PM Belgia Tetapkan Hari Ini sebagai 'Black Day'

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Frederica Mogherini menangis di depan wartawan, 22 Maret 2016.
Sumber :
  • REUTERS/Muhammad Hamed

VIVA.co.id – Perdana Menteri Belgia, Charles Michel mengatakan bahwa serangan di bandara Brussels dan stasiun metro merupakan tindakan pengecut serta mengandung kekerasan. Michel menetapkan status "black day" bagi Belgia, karena ledakan itu telah menyebabkan banyak korban tewas.

"Ini adalah hari tragedi, dan black day bagi Belgia. Dua serangan terjadi pagi ini di bandara Zaventem dan Stasiun Metro Maelbeek. Ini adalah tindakan buta, penuh kekerasan, dan pengecut. Ada banyak korban yang tewas dan terluka, beberapa dari mereka mengalami cedera serius," kata Michel, di televisi nasional, seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa, 22 Maret 2016.

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Federica Mogherini mengatakan, ledakan di Brussel menandai hari yang sangat menyedihkan untuk Eropa. Dia mengatakan, hal ini sudah jelas bahwa ledakan tersebut merupakan serangan yang dihasilkan dari radikalisasi. Ia juga menyerukan para pemimpin Eropa dan Timur Tengah untuk bekerja sama mengatasi kejadian tersebut.

"Kami bersatu tidak hanya untuk sama-sama merasakan penderitaan ini, tapi juga bereaksi terhadap kejadian dan mencegah radikalisasi serta kekerasan. Berada di sini bersama-sama merupakan pesan yang paling kuat untuk menunjukkan kekuatan dan persahabatan antar setiap masyarakat internasional, bahwa kami dapat berperang melawan mereka yang ingin memecah belah perdamaian di dunia," tutur Federica.

Sekitar 21 orang tewas dalam ledakan di Brussels, ibu kota Belgia, hari ini, 22 Maret 2016. Ledakan ini terjadi empat hari setelah penangkapan dramatis oleh polisi Brussels terhadap tersangka utama pengeboman di Paris, Salah Abdesalam. Serangan di Paris yang terjadi pada November lalu menewaskan 130 orang. Abdesalam berhasil ditangkap setelah polisi Belgia terus melakukan pengejaran dan pengintaian.

Laporan: Dinia Adrianjara