Soal Laut China, Jepang dan Filipina Rapatkan Barisan

Salah satu wilayah sengketa di Laut China Selatan.
Sumber :
  • Reuters

VIVA.co.id – Ulah China di wilayah Laut China Selatan membuat negara-negara yang juga mengklaim area tersebut kesal. Jepang yang selama 15 tahun terakhir tak mampir di pelabuhan Filipina, kini ‘memarkir’ kapal selam mereka di Filipina.

Dilansir dari laman Reuters, Senin, 4 April 2016, salah satu kapal selam terbesar dan terbaru milik militer Jepang, berlabuh di pelabuhan Filipina. Ini adalah kali pertama setelah 15 tahun, kapal selam Jepang kembali bersandar di Filipina. Sikap Jepang ini seperti menunjukan terjalin kembalinya kedekatan militer antara Jepang dan Filipina.

Kapal selam ini adalah salah satu kapal terbaru dan terbesar milik Angkatan Laut Jepang. Kapal tersebut dikawal oleh dua kapal perusak Jepang ke bekas pangkalan Angkatan Laut Amerika di Pelabuhan Subic, Filipina. "Ini hanyalah latihan dan tujuan utamanya adalah untuk melatih para petugas. Kami tidak memiliki maksud atau pesan apapun ke negara lain," kata Kapten Hiraoki Yoshino dari Pertahanan Maritim Jepang, seperti dikutip dari Reuters, Senin, 4 April 2016.

China mengklaim hampir sebagian besar wilayah Laut China Selatan yang merupakan salah satu jalur perdagangan yang paling banyak dilewati oleh kapal perdagangan dari seluruh dunia. Brunei, Malaysia, Filipina, Vietnam dan Taiwan juga ikut mengklaim wilayah makmur tersebut.

Jepang dan China juga memiliki klaim yang bertentangan atas pulau di Laut China Timur. Melihat aktivitas China, Jepang akhirnya meningkatkan kehadiran militernya di Laut China Selatan. Jepang mengirim lebih banyak kapal dan pesawat untuk sekutunya di Asia Tenggara, seperti Vietnam dan Filipina.

Sementara itu, Filipina dan Amerika Serikat mulai melakukan latihan militer mereka, termasuk simulasi merebut kembali sebuah pulau sengketa. Latihan ini dikatakan membuat China khawatir mengenai posisinya. Jepang telah menawarkan diri mereka untuk membantu Filipina meningkatkan kemampuan untuk memantau apa yang terjadi di Laut China Selatan dengan menyewa tiga pesawat pengintai TC-90.