Diplomasi Total, Strategi Selamatkan 10 WNI dari Abu Sayyaf

Menlu Retno LP Marsudi (tengah berbatik) bersama 10 pelaut yang dibebaskan Abu Sayyaf.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Rebecca Reifi Georgina

VIVA.co.id – Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan bahwa upaya pembebasan 10 anak buah kapal berkewarganegaraan Indonesia yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf dilakukan melalui proses panjang.

Menurut Retno, situasi di lapangan sangat dinamis dengan tingkat komplikasi yang sangat tinggi. Namun, satu hal yang menjadi fokus utama dan mutlak adalah keselamatan WNI.

"Mereka pulang dengan selamat menjadi acuan utama. Sejak awal kami buka sebanyak mungkin simpul komunikasi dengan berbagai pihak. Kami paham kalau satu simpul komunikasi tidak memadai, maka untuk operasi penyelematan akan sangat berisiko. Satu batu bata tidak cukup untuk membangun sebuah rumah," ujar Retno di Gedung Kemlu, Jakarta, Senin, 2 Mei 2016.

Ia juga mengungkapkan kalau strategi yang diterapkan pemerintah Indonesia adalah diplomasi total. Diplomasi yang di bawah pemerintah Indonesia, namun melibatkan semua unsur anak bangsa.

Untuk itu, kata Retno, tim negosiator Indonesia yang dipimpin pemerintah sudah sepenuhnya mulai bekerja sejak 28 Maret.

"Tanggal 1 April saya berada di Flipina diutus oleh Presiden Joko Widodo untuk bertemu dengan Presiden Benigno Aquino III. Saya gunakan pertemuan ini juga untuk mempertebal dan memperluas jaringan komunikasi dengan banyak pihak," tuturnya.

Sementara di dalam negeri, Retno menambahkan, koordinasi tetap dilakukan dengan berbagai unsur. Tawaran untuk membantu pembebasan 10 ABK datang dari berbagai pihak.

"Tentunya, semua tawaran kita tanggapi dengan baik karena kita yakin akan memberikan kontribusi terhadap upaya pembebasan," ujar Retno.

Ia pun bersyukur satu masalah telah selesai dan berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu pembebasan. "One task is over, many more await, let us forward," kata Retno, mengumbar senyum. (ase)