Sebelum Jatuh, EgyptAir Dua Kali Belok Tajam di Udara

Sebuah boat milik militer Mesir dikerahkan untuk mencari EgyptAir yang hilang di Laut Mediterania.
Sumber :
  • Reuters/Egyptian Military

VIVA.co.id – Presiden Mesir, Abdel Fatah al-Sissi memerintahkan Kementerian Penerbangan Sipil, Pusat Pencarian dan Penyelamatan Tentara, Angkatan Laut dan Angkatan Udara mengambil semua langkah yang diperlukan untuk menemukan maskapai EgyptAir yang hilang di perairan Mediterania.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan kantor kepresidenan, dilansir dari The Guardian, Jumat, 20 Mei 2016, Sissi juga memerintahkan Komite Investigasi yang dibentuk oleh Kementerian Penerbangan Sipil, untuk segera memulai penyelidikan terhadap penyebab hilangnya pesawat. Pihak Penerbangan Yunani mengatakan, pesawat berjenis Airbus A320 itu terjun sekitar 130 mil dari Karpathos.

Pesawat C-130 dan sedikitnya delapan kapal terus menerus melakukan patroli di sekitar perairan untuk mencari puing pesawat. Pilot pesawat EgyptAir telah memiliki mengantongi pengalaman selama 6.275 jam terbang. Dan sebelum kejadian, pesawat tidak mengirim sinyal indikasi adanya kondisi darurat.

Menteri Pertahanan Yunani, Panos Kammenos mengatakan, pesawat itu "membanting tiba-tiba" di udara dan jatuh sebelum menunjukkan sinyal radar di Mediterania selatan.

"Pesawat itu melakukan manuver 90 derajat ke kiri dan tiba-tiba 360 derajat ke kanan, jatuh dari ketinggian 37.000 kaki dan sinyal hilang di sekitar ketinggian 10.000 kaki," kata Kammenos. Menara pengawas mencoba melakukan kontak dengan pesawat 10 mil sebelum keluar wilayah udara Yunani. Namun, pihak pengawas tidak mendapat respon.

Dalam sebuah pernyataan, pihak maskapai mengungkapkan belasungkawa kepada keluarga. "EgyptAir dengan tulus menyampaikan duka yang terdalam kepada keluarga dan teman-teman dari penumpang penerbangan MS804. Semua anggota keluarga dari penumpang dan awak pesawat sudah diberitahu dan kami memberikan simpati yang terdalam bagi semua yang terkena dampak," kata pernyataan maskapai.

Pesawat lepas landas dari Bandara Charles de Gaulle, Paris,  pada 11.09 waktu setempat pada Rabu malam menuju Kairo. Pesawat diketahui hilang dari radar sekitar pukul 2.30 waktu Mesir.