Uganda Putuskan Kerja Sama Militer dengan Korut

Presiden Uganda, Yoweri Musevani.
Sumber :
  • Reuters/Siegfried Modola

VIVA.co.id – Juru Bicara Presiden Korea Selatan, Jeong Yeon-guk mengatakan bila Presiden Uganda, Yoweri Museveni menyatakan bahwa negaranya akan menghentikan kerja sama keamanan dan militer dengan Korea Utara.

Hal ini disampaikan usai acara pertemuan puncak di Kampala antara Museveni dan Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye. Dilansir dari situs Reuters, Senin, 30 Mei 2016, Uganda menerima 45 warga Korea Utara dan memberikan pelatihan polisi pada Desember 2015.

Sementara itu, laporan dari panel Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan kalau mereka dilatih untuk menggunakan senapan serbu AK-47 dan berbagai jenis senjata api lainnya. "Presiden Museveni mengatakan kalau dia telah memerintahkan para pejabatnya untuk setia menegakkan Resolusi Dewan Keamanan PBB, termasuk penghentian kerja sama militer dan polisi dengan Korea Utara," kata Yeon-guk.

Uganda memutuskan abstain dari pemungutan suara kesembilan Resolusi Majelis Umum PBB tentang Hak Asasi Manusia Korea Utara sejak 2005. Dewan Keamanan PBB telah memberikan sejumlah sanksi berat kepada negara yang dipimpin oleh Kim Jong-un itu, atas aksi mereka yang keukeuh melakukan uji coba rudal nuklir yang dianggap sebagai ancaman terhadap dunia internasional.

Sebelumnya, Korea Utara mengancam tak main-main akan menembak kapal perang Korea Selatan jika nekat menyeberangi perairan perbatasan kedua negara tersebut. Hal itu disampaikan Korea Utara sehari setelah Angkatan Laut Korea Selatan yang melepaskan tembakan peringatan untuk mengusir dua kapal Korea Utara.

Saat itu, tembakan peringatan dilakukan kapal perang Korea Selatan karena dua kapal militer Korea Utara dianggap telah melintasi batas laut yang disengketakan. Dalam pernyataan yang dirilis resmi oleh media pemerintah Korea Utara, KCNA, tindakan tembakan peringatan yang dilakukan Korea Selatan adalah provokasi.