Warga Pakistan Juga Borong Baju dan Sepatu Jelang Lebaran

Pria Pakistan mendinginkan suhu tubuh. Rakyat Pakistan melalui bulan Ramadan dalam kondisi cuaca mencapai 42-43 derajat celcius.
Sumber :
  • REUTERS/Faisal Mahmood

VIVA.co.id – Sebagai negara dengan populasi 95% warga Muslim, Pakistan memiliki tradisi Ramadan yang tidak jauh berbeda dengan Indonesia. Duta Besar Pakistan untuk Indonesia, Mohammad Aqil Nadeem, mengatakan masyarakat Pakistan memiliki antusias yang sangat besar ketika memasuki bulan suci Ramadan.

"Tidak begitu banyak perbedaan antara Ramadan di Pakistan dan Indonesia. Ketika menyambut Lebaran, biasanya warga Pakistan yang tinggal di kota-kota besar juga melakukan tradisi pulang ke kampung halaman seperti yang dilakukan masyarakat Indonesia," kata Dubes Nadeem di Kedubes Pakistan, Senin, 27 Juni 2016.

Dubes Nadeem menjelaskan, saat ini masyarakat Pakistan menjalankan ibadah puasa dalam kondisi cuaca yang sangat panas, di mana suhu bisa mencapai 42-43 derajat celcius. Masyarakat Pakistan biasanya menjalankan puasa pada pukul 3.30 pagi sampai 6.30 malam, atau sekitar 15 jam.

"Suhu di Pakistan saat ini sangat panas. Biasanya pada bulan Juli, bahkan bisa mencapai 48-49 derajat sehingga masyarakat Pakistan yang berpuasa harus ekstra menghadapi cuaca panas yang cukup ekstrem," kata Dubes Nadeem.

Ia juga mengatakan, warga Muslim di sana sangat taat menjalankan kewajiban salat tarawih sesudah berbuka puasa. Berbeda dengan di Indonesia, biasanya perempuan Muslim di Pakistan tidak mengikuti salat tarawih di masjid, melainkan di rumah saja. Hanya para laki-laki yang menjalankan tarawih di masjid.

"Warga Pakistan sama dengan Indonesia, sangat senang menyambut Ramadan dan Idul Fitri. Jelang Lebaran biasanya mereka berbelanja baju, pakaian dan sepatu, serta berbagi bersama sanak saudaranya. Biasanya mereka menghabiskan waktu selama 6-7 hari untuk merayakan Lebaran bersama keluarga," ujar Nadeem.