Humayun Khan, Tentara Muslim yang Jadi Pahlawan AS

Orangtua Kapten Humayun Khan, Khizr dan Ghazala.
Sumber :
  • Reuters/Lucy Nicholson

VIVA.co.id - Nama Kapten Humayun Saqib Muazzam Khan tiba-tiba menjadi pesohor pada pemilihan presiden Amerika Serikat tahun ini.

Meski ia telah tewas oleh aksi bom bunuh diri pada 2004 di Baqubah, Baghdad, Irak, namun sosoknya menjadi ikon seorang Muslim yang rela berkorban demi AS.

Siapakah sebenarnya Humayun Khan?

Melansir situs BBC, Selasa, 2 Agustus 2016, Khan lahir pada 9 September 1976 yang berasal dari keluarga Pakistan dan memiliki saudara bernama Shaharyar Khan.

Ia bersama keluarganya memutuskan berimigrasi ke AS dua tahun setelah kelahirannya. Mereka lalu menetap di Silver Spring, Maryland.

Di mata ayahnya, Khizr Khan, Humayun adalah sosok patriotik dan mengidolakan Thomas Jefferson, salah satu pendiri AS.

Ingin jadi tentara

Bibit kepeduliannya terlihat ketika ia menginjak sekolah menengah atas, di mana Humayun dengan sukarela memberikan pelajaran renang khusus bagi anak-anak cacat.

Ketika masih kuliah di University of Virginia, ia lalu melamar ke akademi militer untuk menjadi perwira.

Awalnya, langkah Humayun ini ditentang oleh ayahnya yang seorang pengacara. Tapi, ia keukeh dengan pilihannya.

"Dia ingin memberikan yang terbaik untuk negeri ini (AS). Itulah yang ingin ia lakukan," kata Khizr, kala diwawancara oleh Washington Post.

Pascalulus pada 2000, Humayun bertugas di Angkatan Darat selama empat tahun dengan pangkat terakhir kapten.

Niatnya menjadi tentara sempat mengendur ketika terjadi serangan teror pada 9 September 2001. Ia ingin "banting setir" menjadi ahli hukum yang berencana ingin mendaftar di sekolah hukum.

Akan tetapi, rencana itu berubah ketika dirinya mendapat panggilan pada Mei 2004 untuk mengemban tugas negara ke Irak.

"Pahlawan Amerika"

Sang ibu, Ghazala Khan, sempat menolak kalau anaknya harus pergi ke Irak untuk berperang.

"Tentu saja aku mau (ke Irak). Ibu, aku memiliki tanggung jawab. Dan aku tidak bisa berdiam diri dan meninggalkannya," kata Ghazala, mengikuti kata Humayun kala itu.

Sebulan bertugas di negeri Seribu Satu Malam, tepatnya 8 Juni 2004, Humayun tewas akibat menjadi martir dari aksi bom bunuh diri mobil.

Ia berhasil menyelamatkan rekan-rekannya yang jumlahnya lebih dari seratus personel yang berada di Baqubah, Baghdad, Irak.

Sikap beraninya itu sampai membuat Senat Mitch McConnell, seorang Republikan, menyebut Humayun sebagai "Pahlawan Amerika".

"Ia adalah Pahlawan dan Patroit Amerika. Saya juga setuju dengan orangtuanya bahwa larangan datang ke Amerika karena faktor agama tertentu bertentangan dengan nilai-nilai Amerika," kata McConnell dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip situs Reuters.

Humayun meninggal di usia 27 tahun dan dianugerahi Purple Heart dan Bronze Star, kedua gelar yang sangat di kalangan militer AS.

Ia dimakamkan di Arlington Cemetery, Washington DC, yang dihadiri Hillary Clinton. (ase)