Mantan Presiden Filipina ke China Bahas Sengketa Wilayah

Scarborough Shoal, salah satu wilayah sengketa di Laut China Selatan.
Sumber :
  • REUTERS/Planet Labs/Handout via Reuters

VIVA.co.id - Mantan Presiden Filipina Fidel Ramos (88) akan berangkat ke Beijing, China, pada Senin, untuk memulai pembicaraan awal dengan para pejabat tinggi negeri itu terkait sengketa wilayah di Laut China Selatan.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte secara resmi menunjuk Ramos sebagai utusan khusus untuk memperbaiki hubungan kedua negara yang makin memburuk pascaputusan Pengadilan Arbitrase di Den Haag, Belanda.

Menurut Juru Bicara Kepresidenan, Ernesto Abella, ini akan menjadi perjalanan resmi pertama Ramos ke Beijing sebagai utusan khusus pemerintah Filipina.

"Presiden ingin menerapkan prinsip-prinsip kebijaksanaan dalam dialognya dengan China, sehingga tidak memperpanjang permusuhan," kata Abella, seperti dikutip situs Xinhua, Senin, 8 Agustus 2016.

Seperti diketahui, Beijing menolak putusan yang dikeluarkan pada 12 Juli lalu, dan menyebutnya sebagai kekuatan hukum yang tak mengikat.

Kendati demikian, pemerintah China mengaku siap untuk menyelesaikan sengketa ini dengan damai melalui "negosiasi dan konsultasi" atas dasar saling menghormati fakta-fakta sejarah serta sesuai hukum internasional.

Sementara, menurut Aileen Baviera, pakar China dari Universitas Filipina, penunjukan Ramos sebagai utusan khusus lantaran memiliki hubungan yang baik dengan China.

"Saya tidak berpikir dia (Duterte) mengirimkan Ramos untuk bernegosiasi. Menurut saya hanya untuk memecahkan es saja. Ini bentuk komunikasi untuk menunjukkan sikap dari pemerintah Duterte," katanya.

Selain itu, Baviera melanjutkan, satu sisi, Ramos tetap mempertahankan koneksi tingkat tingginya yang baik dengan China. Namun, sisi lain, ia tetap bisa mengkritisi beberapa hal soal kebijakan yang berhubungan dengan China dan Filipina.

"Jadi, sejauh saya memandang bahwa Ramos memiliki kredibilitas di mata China," tuturnya.