Pekerja Indonesia Disukai di Korea, Tapi ...

Wamenlu, AM Fachir (kanan) dan Presiden HRD Korsel, Park Young-bum.
Sumber :
  • VIVA.co.id/KBRI Seoul

VIVA.co.id – Pekerja Indonesia banyak disukai pengusaha Korea Selatan. Mereka dianggap cepat beradaptasi dengan lingkungan pekerjaan. Namun, hal ini tidak diimbangi dengan kurang kondusifnya perekonomian negeri Ginseng itu.

Demikian disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri, AM Fachir, usai bertemu Presiden Human Resources Developmenf of Korea (HRDK), Park Young-bum, di Seoul, pada Kamis.

Kunjungan Wamen Fachir Ini antara lain menindaklanjuti kunjungan Presiden Jokowi pada Mei 2016.

"Saya senang bahwa pekerja kita di sini disukai, namun tantangan ke depan makin berat. Selain persaingan dari 15 negara lain, perekonomian Korsel juga sedang tidak kondusif. Pengangguran anak muda mulai marak," katanya, melalui keterangan pers, Kamis, 25 Agustus 2016.

Untuk itu, pembekalan para tenaga kerja Indonesia (TKI) ke Korea Selatan harus ditingkatkan kualitas serta pemberdayaan sebelum pulang juga harus ditingkatkan.

Di samping itu, overstayers yang jumlahnya lebih dari 7 ribu, menurut Wamen Fachir, harus juga diperhatikan dan dituntaskan.

Saat ini, di Korea Selatan terdapat lebih dari 33 ribu TKI di berbagai bidang, khususnya sektor manufaktur. "Mereka bisa mengantongi US$2 ribu per bulan, atau sama dengan UMR setempat. Masalah yang sering mengemuka bagi TKI adalah pekerja ilegal (illegal workers)," ungkapnya.