Israel Kembali Bangun Pemukiman di Tepi Barat

Warga Palestina berdemo di depan permukiman Yahudi di Nablus, Tepi Barat.
Sumber :
  • REUTERS/Ammar Awad

VIVA.co.id – Israel menyetujui pembangunan 284 unit rumah di pemukiman Yahudi, di wilayah yang diduduki, di Tepi Barat. Cara ini disebut AS sebagai kebijakan yang akan berpotensi memperluas pendudukan dengan cara tak terbatas.

Komite Perencanaan Administrasi Sipil yang berada di bawah pengawasan militer Israel di Tepi Barat menyetujui pembangunan sebuah panti jompo 234 unit di Elkana, 30 rumah di Beit Arye, dan 20 tempat tinggal di Givat Zeev. Informasi tersebut disampaikan Peace Now, sebuah kelompok Israel yang memonitor dan menentang pembangunan pemukiman.  Peace Now menambahkan, 179 izin bangunan yang mulai kedaluwarsa, dilegalisasi di bawah unit rumah hukum Israel dan didirikan di pemukiman Ofarim.

Amerika Serikat, yang selama ini menjadi sekutu Israel mengecam tindakan Israel tersebut. "Kami sangat prihatin dengan pengumuman pemerintah untuk memajukan rencana pembangunan unit pemukiman ini di Tepi Barat," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS John Kirby di sebuah jumpa pers di Washington, seperti dikutip dari Reuters, Kamis, 1 September 2016.

"Kami sangat terganggu oleh kebijakan yang menyetujui unit pemukiman yang tidak sah dan pendirian pos-pos ilegal di bawah hukum Israel. Kebijakan ini secara efektif memberikan pemerintah Israel lampu hijau untuk terus melebarkan kegiatan permukiman dengan cara yang baru dan tak terbatas," ujar Kirby menambahkan.

Keputusan Administrasi Sipil ini hanya berselang dua hari setelah seorang utusan senior PBB mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB, bahwa pembangunan gedung tersebut, yang sebagian besar negara melihatnya sebagai hal yang ilegal, akan menjadi hambatan bagi perdamaian dengan Palestina.

Pembicaraan damai antara Israel dan Palestina yang didukung oleh AS berantakan pada tahun 2014. Hingga saat ini belum terlihat tanda-tanda bahwa proses itu akan kembali dilanjutkan.

Israel, yang merebut Tepi Barat dalam perang tahun 1967, menolak kritik yang disampaikan  oleh Nickolay Mladenov, koordinator khusus PBB untuk proses perdamaian Timur Tengah. Israel selalu mengatakan, Yahudi telah tinggal di Yudea, istilah Alkitab untuk Tepi Barat, selama ribuan tahun.

Menanggapi komentar Mladenov, Perdana Menteri Palestina Rami Hamdallah menyerukan kepada masyarakat internasional untuk menekan Israel untuk menghentikan kegiatan permukiman.

Pekan lalu, sayap kiri Harian Israel Haaretz melaporkan bahwa Israel berencana untuk memperluas pemukiman Yahudi di kota Hebron, Tepi Barat untuk waktu lebih dari satu dekade.