Uni Eropa Ajak ASEAN Berembuk Soal Imigran

Imigran Timur Tengah mencari suaka ke Eropa.
Sumber :
  • REUTERS / Ognen Teofilovski

VIVA.co.id – Sepanjang 2015 lebih dari satu juta imigran memasuki Eropa. Mereka datang dari negara yang sedang dilanda konflik, kelaparan, atau kondisi perekenomian yang memburuk.

Sikap negara-negara Eropa mulai terpecah. Jerman bertahan untuk terus menerima pengungsi, namun Hungaria, Serbia, dan Kroasia bertahan menolaknya.

Duta Besar Uni Eropa untuk ASEAN, Francisco Fontan mengungkapkan bahwa krisis imigran ini menjadi salah satu isu kunci yang masih menjadi perdebatan beberapa negara di Eropa. Apalagi banyak negara yang secara terbuka menyatakan menolak menerima pengungsi yang sebagian besar berasal dari Suriah ini.

Fontan menilai, salah satu cara yang bisa ditempuh adalah dengan mengadakan forum pertemuan dan diskusi multilateral antara Uni Eropa dengan berbagai organisasi internasional, salah satunya adalah ASEAN. Dengan demikian, solusi dan jalan keluar terbaik bisa ditempuh dan tidak merugikan pihak manapun.

"Menurut saya, Uni Eropa membutuhkan masukan dan bantuan dari berbagai mitra kami. Kita juga harus mengandalkan dan mendengarkan masukan dari partner, seperti ASEAN salah satunya," kata Dubes Fontan kepada wartawan usai peluncuran Blue Book 2016 di Gedung Sekretariat ASEAN, Rabu, 14 September 2016.

Ia menambahkan bahwa isu kemanusiaan seperti pengungsi, imigrasi dan perdagangan manusia tidak hanya menjadi tanggung jawab negara tertentu, tetapi menjadi perhatian semua pihak. Melalui kerja sama dan diskusi bersama juga dapat menjadi wadah antar organisasi internasional untuk saling bertukar pengalaman dan solusi terbaik bagi setiap permasalahan bersama.