Ledakan Bom di New York Rentan Dipolitisir Trump

Kepolisian New York mengamankan lokasi ledakan di kawasan Chelsea, Manhattan.
Sumber :
  • REUTERS/Rashid Umar Abbasi

VIVA.co.id – Ledakan bom yang terjadi di kota New York, Amerika Serikat, pada Sabtu malam waktu setempat bisa jadi dipandang sebagai “hasil rekayasa” (by design). Isu ini pun dinilai sebagai pembenaran bahwa AS harus diproteksi dari imigran yang berasal dari Amerika Latin dan Muslim.

Demikian menurut Pengamat Hubungan Internasional dari President University, Anak Agung Banyu Perwita. Apalagi, lanjut Banyu, New York sedang menghelat Sidang Umum Tahunan Perserikatan Bangsa-Bangsa selama 20-26 September, sekaligus 'rumah' dari Donald Trump, calon Presiden dari Partai Republik.

"Saya melihat ini sebagai ‘senjata’ Trump untuk meyakinkan konstituennya bahwa benar Amerika dalam ancaman teror besar. Indikasi adanya by design bisa saja terjadi. Tentu ini akan menjadi bahan menarik untuk diperdebatkan oleh dua calon Presiden AS," kata Banyu kepada VIVA.co.id, Senin, 19 September 2016.

Selain itu, ledakan bom tersebut juga menunjukkan bahwa aksi terorisme masih jauh dari usai. Sedikitnya 29 orang terluka akibat sebuah ledakan yang terjadi di Manhattan, New York, pada Sabtu, 17 September 2016 pukul 08.30 waktu setempat.

Ledakan kuat tersebut menghancurkan jendela dan membuat Kepolisian Departemen New York menutup sejumlah blok untuk antisipasi. Wali Kota Bill de Blasio menyebutkan dalam keterangan persnya jika ledakan tersebut terkesan disengaja, dan telah menghancurkan jendela di bangunan lima lantai dan membuat puing-puingnya berhamburan ke jalan.

(ren)