2.867 Penjaga Perdamaian Indonesia Siap Amankan Dunia

Personel TNI mengemban tugas sebagai Pasukan Perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

VIVA.co.id – Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, menegaskan bahwa peacekeepers atau pasukan perdamaian dunia merupakan aspek penting yang lekat kaitannya dengan politik luar negeri Indonesia.

Hal ini disampaikannya dalam pembekalan pada Latihan Pratugas Satgas Batalyon Mekanis (Yonmek) TNI Konga XXIII-K UNIFIL, di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI di Sentul, Jawa Barat.

Menurut Menlu Retno, Indonesia saat ini berada di peringkat ke-11 dari 123 negara penyumbang personel dan pasukan PBB, dengan 2.867 peacekeepers pada 10 misi perdamaian PBB di berbagai belahan dunia. "Hal ini merupakan bagian dari upaya pencapaian Vision 4.000 Peacekeepers Indonesia pada tahun 2019 sesuai dengan roadmap yang dimiliki pemerintah, sesuai acuan strategis," kata Retno melalui keterangan pers yang diterima VIVA.co.id, Senin, 10 Oktober 2016.

Pada kegiatan tersebut, Menlu Retno menegaskan bahwa peacekeepers Indonesia harus tangguh, profesional, bermoral tinggi dan toleran. Menurutnya, penting bagi pasukan perdamaian untuk memegang teguh prinsip penggelaran, memastikan keamanan, dan keselamatan dalam menjalankan tugas.

"Penting bagi peacekeepers Indonesia untuk memanfaatkan dan menimba pengetahuan dari rekan-rekan negara lain di lapangan. Pasukan Indonesia juga harus menjauhkan diri dari tindakan yang merusak citra," katanya.

Partisipasi Indonesia dalam misi UNIFIL merupakan bagian dari upaya mendukung terciptanya perdamaian dan stabilitas di kawasan Timur Tengah, khususnya di Lebanon.

Rencananya Satgas Yonmek TNI Konga XXIII-K akan mengirimkan 850 personel, termasuk 18 personel perempuan yang akan tergabung dalam misi UNIFIL di Lebanon pada Desember 2016.