ISIS Girang dengan Terpilihnya Trump
- REUTERS/Mike Segar
VIVA.co.id – Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat ke-45 ternyata mendapat tanggapan 'positif' dari kelompok teroris Islamic State in Iraq and Syria (ISIS).
Abu Omar Khorasani, Komandan ISIS di Afghanistan, memperingatkan bahwa terpilihnya Trump justru semakin mempermudah mereka untuk merekrut ribuan jihadis.
Menurutnya, retorika kampanye Trump yang memicu Islamophobia dapat digunakan sebagai alat propaganda untuk membawa pejuang baru ke medan perang di Timur Tengah.
"Larangan Muslim masuk Amerika juga akan membantu kami untuk merekrut, khususnya kaum muda, yang tidak puas dengan budaya Barat. Trump itu seorang maniak. Kebenciannya terhadap Islam makin memudahkan pekerjaan kami," ujar Khorasani, seperti dikutip situs news.com.au, Rabu, 16 November 2016.
Sementara, Ulama Muslim Syiah Irak, Moqtada al-Sadr, mengungkapkan jika Trump tidak bisa membedakan antara ekstremis dengan Islam moderat.
Ia juga mengatakan, Trump justru menghadapi fakta bahwa perkataan tindakannya itu dapat memicu ekstremisme lainnya.
Al-Sadr merupakan pemimpin kelompok yang sangat bertentangan dengan ISIS dan Al-Qaeda. Kelompoknya tidak pernah memprovokasi ataupun menyerang negara Barat.
Sebelumnya, Trump beberapa kali berbicara keras terhadap kelompok-kelompok militan dalam kampanye dan berjanji untuk memberantas Islam radikal.
Namun, setelah pemilu berakhir, Trump 'melonggarkan kebijakannya' dengan mengatakan tidak akan melarang secara total muslim memasuki AS.
Melainkan menangguhkan imigrasi bagai pendatang yang berasal dari negara dengan catatan terorisme.
Walaupun begitu, Trump mengemukakan beberapa detail rencananya dalam memerangi kelompok teror seperti ISIS, Taliban, dan Al Qaeda, yang mewakili gambaran pandangan politik yang luas.