Dua Kapal Perang Belanda Hilang Jangan Salahkan Indonesia
- REUTERS/Baz Ratner
VIVA.co.id – Dua kapal perang Belanda, yang tenggelam pada 1942 di Laut Jawa, hilang secara misterius dan tiga kapal Inggris dan kapal selam Amerika Serikat, juga telah dihancurkan oleh pemulung besi tua ilegal.
Kementerian Pertahanan Inggris, mengaku mengutuk kejadian itu dan meminta, agar pemerintah Indonesia mengambil tindakan yang tepat.
Bambang Budi Utomo, kepala Pusat Arkeologi Nasional Indonesia, bagian dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mengatakan bahwa Indonesia tidak bisa diharapkan untuk melindungi situs tanpa bantuan, dikutip dalam The Guardian, Selasa 22 November 2016.
"Pemerintah Belanda tidak bisa menyalahkan pemerintah Indonesia, karena mereka tidak pernah meminta kami untuk melindungi kapal-kapal mereka. Karena, tidak ada kesepakatan, atau pengumuman, ketika ada kapal-kapal yang hilang. Itu bukan tanggung jawab kami," ujarnya.
Angkatan Laut Indonesia mengatakan, kapal-kapal tersebut seharusnya tidak disentuh, tetapi juga bukan tanggung jawab Indonesia untuk melindunginya. "Angkatan Laut Indonesia tidak dapat memantau semua wilayah sepanjang waktu," kata juru bicara Angkatan Laut, Gig Jonias Mozes Sipasulta kepada Agence France-Presse.
"Jika mereka bertanya mengapa kapal-kapal itu hilang, aku akan bertanya balik, mengapa mereka tidak menjaga kapal?" tambahnya.
Sebelumnya, penyelam amatir menemukan bangkai tiga kapal Belanda yang lama hilang pada 2002, 60 tahun setelah mereka tenggelam, saat beraksi melawan pasukan Jepang.
Namun, sebuah ekspedisi internasional yang berlayar ke lokasi untuk mengambil rekaman video dalam persiapan perayaan ulang tahun pertempuran tersebut ke-75 pada tahun depan, terkejut menemukan bangkai kapal telah lenyap.
Kementerian pertahanan Belanda mengatakan, pekan ini pihaknya telah menemukan ruang kosong di mana HNLMS De Ruyter, HNLMS Java, dan HNLMS Kortenaer berada.
Sebuah laporan dari situs berita The Guardian, juga menunjukkan bahwa bangkai kapal HMS Exeter, cruiser berat sepanjang 175 meter, dan perusak HMS Encounter hampir seluruhnya dihilangkan.
Awak yang menyamar sebagai nelayan dan menyelam menggunakan karet selang selama berjam-jam, telah memulung di perairan sekitar Indonesia, Singapura, dan Malaysia, menemukan bangkai kapal dan mencuri bagiannya, termasuk baja, aluminium, dan kuningan.
Andy Brockman, seorang arkeolog dan peneliti kejahatan maritim pemerintah Inggris, mengatakan hal itu tidak cukup untuk menghentikan penjarahan bawah laut.
"Menurut saya, Departemen Pertahanan mengambil langkah-langkah aktif untuk melindungi bangkai kapal Royal Navy bersejarah ini, karena sulit dan terlalu mahal," katanya.
"Namun, saya pikir itu menjadi semakin jelas bahwa sikap ini tidak diterima oleh masyarakat luas, termasuk veteran dan keluarga mereka." (asp)