Menlu RI Tawarkan PM Bangladesh Modernisasi Kereta Api

Menlu RI, Retno Marsudi, bertemu dengan PM Bangladesh Sheikh Hasina di Dhaka, 20 Desember 2016.
Sumber :
  • KemluRI

VIVA.co.id – Pemerintah Indonesia menawarkan modernisasi kereta api kepada Bangladesh. Selain itu, Indonesia siap membantu negara di Asia Selatan tersebut memenuhi kebutuhan batu bara.

Demikian beberapa hasil penting pertemuan Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, dengan Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina, di Ibu Kota Dhaka. Pertemuan dengan PM Bangladesh Selasa waktu setempat itu menjadi agenda puncak dari kunjungan Menlu Retno ke Bangladesh, demikian ungkap Kementerian Luar Negeri RI.

Saat melakukan kunjungan kehormatan ke kediaman PM Hasina, Menlu Retno menyampaikan komitmen Indonesia untuk terus meningkatkan hubungan bilateral kedua negara, khususnya dalam perdagangan dan investasi dengan memanfaatkan berbagai peluang yang masih terbuka.

Menanggapi program Bangladesh untuk melakukan modernisasi terhadap angkutan kereta apinya, Menlu RI menyampaikan kesiapan Indonesia untuk terus mendukung program tersebut. "Pada tahun 2015 Indonesia telah memenuhi kebutuhan Bangladesh atas 150 gerbong kereta. Saat ini Indonesia siap untuk kembali memenuhi kebutuhan program modernisasi kereta api Bangladesh," tutur Retno melalui keterangan tertulis yang diterima VIVA.co.id, Kamis 23 Desember 2016.

Selain itu, Menlu RI dan Perdana Menteri Bangladesh juga membahas upaya peningkatan kerja sama energi. Melalui pertemuan tersebut Menlu RI menyampaikan kesiapan Indonesia untuk mendukung upaya Bangladesh untuk meningkatkan ketahanan energinya, termasuk melalui kebutuhan batu bara.

Bangladesh merupakan salah satu pasar tradisional utama produk-produk Indonesia. Indonesia merupakan mitra dagang terbesar keenam bagi Bangladesh. Total nilai perdagangan kedua negara pada tahun 2015 mencapai US$ 1.4 miliar, dengan produk eskpor utama utama Indonesia ke Bangladseh seperti minyak sawit, kopra, dan biji sawit.

Sedangkan jumlah wisatawan Bangladesh ke Indonesia terus meningkat, dari 6.928 orang pada tahun 2013 menjadi 13.710 pada tahun 2015.

(ren)