Raja Arab Saudi ke Malaysia, Bahas Skandal 1MDB?

Kunjungan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul Aziz Al Saud, ke Malaysia, 26 Februari 2017. Setelah Malaysia, Raja Salman bertolak ke Indonesia pekan ini.
Sumber :
  • Saudi Press Agency/Handout via REUTERS

VIVA.co.id – Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud, langsung disambut Perdana Menteri Malaysia, Najib Tun Razak, begitu tiba di Ibu Kota Kuala Lumpur hari ini. Bersama 600 anggota rombongannya, kedatangan Raja Salman ini untuk mempererat hubungan kedua negara serta membahas kerja sama di sektor energi.

Kendati demikian, beredar kabar bahwa pertemuan Raja Salman dan PM Najib akan membahas megakorupsi perusahaan keuangan Malaysia, 1MDB. Perusahaan tersebut didirikan oleh PM Najib sendiri pada 2009. Meski begitu, belum ada kabar resmi yang membenarkan maupun menyangkal informasi tersebut.

Menurut kantor berita Reuters, Minggu 26 Februari 2017, hubungan kedua negara memang telah menjadi sorotan selama dua tahun terakhir setelah Arab Saudi ikut terseret dalam megakorupsi multi-miliar dolar AS di tubuh 1MDB.

Namun, Pak Tun, sapaan PM Najib, telah membantah berbuat demikian dalam kasus pencucian uang yang kini sedang diselidiki oleh beberapa negara, yakni Amerika Serikat, Swiss dan Singapura.

Sebuah penyelidikan pemerintah Malaysia menemukan bahwa uang sebesar US$681 juta (Rp8,42 triliun) pada 2014 telah ditransfer ke rekening pribadi Pak Tun. Aliran dana itu diduga berasal dari sumbangan keluarga Kerajaan Arab Saudi, dan diklaim, sebagian besar sudah dikembalikan.

Pemerintah Malaysia terkesan tidak transparan dan menutup-tutupi kasus ini. Hal itulah yang menyebabkan Pak Tun dituding melakukan korupsi dalam kasus 1MDB. Ditambah lagi laporan dari sumber yang dekat dengan lingkaran PM Najib bahwa dia dituding menerima uang sebesar US$1 miliar (Rp13,2 triliun), bukan angka yang disebutkan sebelumnya.

Uang sebesar itu adalah sah milik negara, yang harusnya diinvestasikan untuk proyek-proyek pembangunan Malaysia melalui 1MDB. Namun, disimpan di rekening pribadi Najib pada periode 2011-2013. (ren)