Berkaus Dukung Trump, Siswa SMA Disensor dari Buku Tahunan

Presiden AS terpilih, Donald Trump. Ia masih konsisten mengatakan hal-hal yang kontroversial.
Sumber :
  • REUTERS/Michelle McLoughlin

VIVA.co.id – Seorang guru SMA di New Jersey dipecat. Ia diduga menghapus foto kaus seorang anak dari Buku Tahunan, karena saat difoto anak itu menggunakan kaus dengan slogan kampanye Presiden Donald Trump, "Make America Great Again."

SMA Wall Township di New Jersey sedang menyelidiki dugaan penyensoran oleh pengawas sekolah tersebut. Menurut pihak sekolah, jika benar, itu merupakan "kemungkinan pelanggaran hak Amendemen Pertama."

"Tuduhan ini diambil dengan sangat serius dan penyelidikan menyeluruh atas apa yang terjadi sedang dilakukan dengan giat," kata Inspektur Cheryl Dyer, dalam sebuah pernyataan seperti diberitakan Independent, Minggu 18 Juni 2017.

Siswa tersebut, Grant Berardo mengatakan bahwa dia sengaja memutuskan untuk mengenakan kaus "TRUMP: Make America Great Again 'untuk foto buku tahunannya. Ia ingin mengenakan kaus tersebut sebagai kenangan masa SMA. Namun, keinginannya buyar setelah melihat kaus yang ia kenakan ternyata disensor.

"Dia kecewa," kata ayahnya kepada CNN. "Ini adalah pemilihan presiden pertama untuknya, dan sangat dia minati," cerita sang ayah menambahkan.

Logo Donald Trump telah dihapus dari rompi Wyatt Dobrovich-Fago, dan sebuah kutipan dari Presiden AS juga dihapus dari foto presiden di kelas saudara perempuannya di Montana. Seperti Berardo, kakak perempuannya juga menyampaikan hal berikut. 

"Saya suka berpikir besar, jika akan memikirkan sesuatu, Anda mungkin juga berpikiran besar," kata dia.

Dyer mengatakan, saat ini sang guru masih dalam proses penyidikan. Pihak sekolah masih merahasiakan identitasnya.

Dia menambahkan, "Tidak ada kode berpakaian siswa kami yang akan mencegah seorang siswa mengekspresikan pandangan politiknya dan mendukung calon politisi melalui pakaian yang sesuai. Sebaliknya, saya memuji siswa karena terlibat dalam politik dan untuk berpartisipasi dalam masyarakat demokratis kita."