Israel Cabut Penggunaan Detektor Logam di Masjid Al Aqsa

Pemandangan kota Yerusalem dengan Masjid Kubah Emas.
Sumber :
  • VIVAnews/ANTV/Eva Mazrieva

VIVA.co.id – Israel memutuskan tidak lagi menggunakan detektor logam di kompleks situs suci Yerusalem, termasuk untuk masjid Al Aqsa. Hal itu dilakukan, setelah Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu mengambil voting kabinet.

Dikutip dari laman BBC, Selasa 25 Juli 2017, ketegangan meningkat di kompleks tersebut, setelah dua polisi Israel terbunuh pada 14 Juli 2017 di sekitar masjid. Setelah itu, polisi Israel melakukan pengetatan dan sempat menutup masjid Al Aqsa yang memicu protes keras. Sempat terjadi bentrokan, berujung penembakan terhadap imam masjid tersebut.

Pada Jumat lalu, tiga warga Palestina tewas, akibat bentrokan yang terjadi di kompleks tersebut. Krisis Al Aqsa, lalu memancing protes massal di bagian timur Wilayah Yerusalem dan Tepi Barat.

PM Netanyahu mengatakan, pihaknya menerima rekomendasi, agar mengganti alat detektor logam dengan alat lain yang diduga tidak bernuansa provokatif. Hal itu dilakukan, menyusul adanya tindakan Israel yang dianggap menghalang-halangi umat Muslim melaksanakan salat di masjid tersebut.

Kompleks Kota Tua Yerusalem merupakan situs yang menjadi lokasi dua tempat suci, yaitu bagi umat Yahudi dan umat Islam. Pascapengetatan masjid Al Aqsa, diketahui bahwa umat Muslim harus melaksanakan salat di luar kompleks tersebut hingga akhirnya boleh masuk melalui pemeriksaan detektor logam. (asp)