Bandara Saudi Buka Jasa Antar Langsung PRT ke Rumah Majikan

Iklan bandara Saudi untuk mengantar pekerja domestik langsung ke rumah.
Sumber :
  • Twitter

VIVA.co.id – Sebuah bandara di Saudi Arabia menawarkan layanan baru. Mereka memberikan jasa untuk pekerja domestik yang datang dari luar negeri dan mengantarkan langsung ke rumah majikan. Tindakan ini akan membuat mereka aman dibandingkan mereka pergi sendiri.

The Riyadh Airports Company, perusahaan pengelola Bandara Internasional King Khalid Saudi Arabia menyampaikan gambar iklan tersebut di akun Twitter resmi mereka. Diberitakan oleh BBC, 8 Agustus 2017, gambar tersebut, terlihat ruang kabin pesawat yang langsung berdampingan dengan ruangan di dalam rumah sebuah keluarga. Di iklan itu tertulis, "Dengan layanan Tawsalak, kami menerima pekerja domestik Anda dan mengantarkannya langsung ke rumah Anda."

Layanan tersebut bisa diakses melalui telepon dan membayar sejumlah uang hingga pekerja domestik yang dimaksud diantarkan hingga ke rumah.

Tawaran itu mendapatkan berbagai respons dari warganet Arab Saudi. Sebagian mengganggap tawaran itu sangat memudahkan karena membuat mereka tak perlu lagi kebingungan mencari calon pekerja domestik mereka di keriuhan bandara, sementara pengguna lain menganggap tawaran itu malah merendahkan.

"Apakah Anda menganggap mereka adalah barang?" tanya seorang warganet, sementara yang lain menganggap cara itu dilakukan untuk mencegah pekerja domestik melarikan diri.

Kerajaan Saudi menerima ratusan ribu pekerja domestik dari seluruh luar negeri, kebanyakan dari mereka berasal dari negara Asia selatan seperti Bangladesh. Seluruh pekerja asing di Saudi wajib mendapatkan ijin sponsor, baik untuk memasuki atau keluar dari negara tersebut. Butuh waktu hingga enam bulan untuk mengurus visa ke Arab Saudi.

Kelompok pegiat hak asasi manusia sering kali memprotes nasib pekerja asing yang menyedihkan dan tak mampu meninggalkan negara tersebut karena tak mendapat izin dari majikannya. Ketika mereka melarikan diri, potensi terjebak dalam pasar gelap perdagangan manusia terbuka lebar karena mereka tak bisa meninggalkan negara tersebut berdasarkan aturannya.