Anak Meninggal, Orangtua Dibebani Tagihan RS Rp325 Juta

Ilustrasi selang infus.
Sumber :
  • Pixabay/pexels

VIVA – Warganet di India marah. Mereka mencerca sebuah rumah sakit yang memberikan tagihan hingga Rp325 juta kepada keluarga pasien yang anaknya meninggal dalam perawatan di rumah sakit tersebut.

Keluarga tersebut mengatakan, dibebani untuk membayar tagihan hingga Rp325 juta antara lain untuk pembayaran 600 jarum suntik dan 1.600 pasang sarung tangan selama dua minggu masa perawatan anak mereka di rumah sakit tersebut.

Kasus ini terungkap setelah salah seorang teman dari keluarga tersebut menceritakan tagihan tak masuk akal dari rumah sakit swasta Fortis Memorial yang berlokasi di Gurgaon, pinggiran Delhi, ke akun Twitternya. Tak menunggu lama, akun tersebut segera dicuitkan kembali oleh 10.000 pengguna Twitter di India.

Detail tagihan yang mencapai 20 lembar kertas, juga meluas di Twitter. Lembaran tagihan itu membuktikan, rumah sakit memberikan harga yang terlalu mahal untuk hal-hal seperti alat untuk melakukan cek level gula darah.

Kasus ini mendapat respons dari Kementerian Kesehatan India yang segera memerintahkan agar dilakukan investigasi terhadap kasus tersebut. "Kami segera melakukan langkah-langkah yang harus dilakukan," ujar Menteri Kesehatan India JP Nadda melalui akun Twitternya yang dikutip oleh BBC, 21 November 2017.

Gadis itu, yang diidentifikasi sebagai Adya Singh, meninggal pada bulan September. Dia didiagnosis menderita demam berdarah pada bulan Agustus dan dirawat di Fortis Memorial Research Institute setelah kondisinya memburuk menjelang akhir bulan.

Ayahnya, Jayant Singh, mengatakan kepada media lokal bahwa sehari kemudian Adya dipasangkan ventilator. "Kami diberitahu bahwa mungkin ada beberapa kerusakan otak," katanya. Namun menurut Jayant, pihak rumah sakit mengatakan hal itu tanpa melakukan pemindaian MRI.

Pihak rumah sakit  mengeluarkan pernyataan mengikuti protokol standar. Rumah sakit juga mengatakan  bahwa perawatan pasien berventilasi di ICU membutuhkan sejumlah bahan yang harus pakai habis sesuai protokol pengendalian infeksi yang diterima secara global.

Pihak rumah sakit juga mengakui bahwa Adya dirawat karena demam berdarah dengue yang berlanjut ke dengue shock syndrome. Mereka juga mengklaim sudah memberitahu keluarga tentang kondisi kritis Adya hingga harus menggunakan ventilator dan masuk ICU. (one)