Biasanya Bela Saudi dan UEA, Kini Syekh Qatar Minta Tolong

Syekh Abdullah menayangkan video pengakuan diperlakukan seperti penjahat
Sumber :
  • Twitter/Aljazeera

VIVA – Anggota Keluarga Kerajaan Qatar, Syekh Abdullah bin Ali Al Thani merilis video melalui media sosial soal ketidakadilan yang diterimanya saat berada di Abu Dhabi. Syekh Abdullah mengatakan, dia diperlakukan layaknya seorang tahanan oleh pihak Uni Emirat Arab padahal dia memiliki aset di negara itu.

Syekh Abdullah melalui video itu mengingatkan, apabila sesuatu terjadi padanya maka yang bertanggung jawab adalah Syekh Mohammed merujuk pada Putra Mahkota Abu Dhabi, Mohammed bin Zayed sebagaimana dilansir laman Aljazeera.

"Saya berada di Abu Dhabi saat ini. Saya adalah tamu Syekh Mohammed namun saya tampaknya tak lagi diperlakukan sebagai seorang tamu, saya kini ibarat tahanan," kata Syekh Abdullah.

Video itu kemudian secara cepat tersebar di media sosial.

"Mereka memaksa saya tak meninggalkan tempat ini. Saya takut sesuatu akan terjadi pada saya dan orang Qatar yang bisa disalahkan. Oleh karena itu bila ada sesuatu yang terjadi pada saya, Qatar adalah pihak yang tak bersalah sama sekali," katanya.

Syekh Abdullah merupakan putra dari Emir Qatar yang memerintah pada tahun 1960-an yaitu Syekh Ali bin Abdullah Al Thani. Dia memang selama ini tidak menonjol namun kemudian jadi dikenal setelah terjadi krisis Qatar sejak tahun lalu.

Syekh Abdullah menjadi figur yang mencuri perhatian karena setelah Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain dan Mesir memblokade Qatar dari hubungan melalui darat dan udara, Abdullah justru sering muncul di televisi Saudi dan Uni Emirat Barat. Alih-alih dia membela Qatar, Syeikh Abdullah malah cenderung mendukung dijatuhkannya sanksi kepada Qatar, negara asalnya itu.