Korea Selatan Diserang Polusi Debu dari China

Sejumlah warga Korea Selatan memakai masker beberapa waktu silam. (Ilustrasi)
Sumber :
  • REUTERS/Kim Hong-Ji

VIVA – Warga Korea Selatan tengah dihantui kekhawatiran akibat terus bertambahnya butiran debu halus yang sedang melanda negara tersebut. Intensitas debu tersebut semakin membahayakan.

Tingkat debu halus di Seoul telah melampaui 79 mikrogram per meter kubik, sedangkan di Incheon debu halus sudah mencapai 122 mikrogram per meter kubik, sedangkan di provinsi Chungcheon utara debu halus mencapai 87 mikrogram dan provinsi Chungcheong selatan mencapai 98 mikrogram per meter kubik.

Dikutip dari The Korean Herald, 18, Biro Administrasi Metereologi Korea memperkirakan tingkat debu halus meningkat di Ibu Kota Seoul dan provinsi Gangwon di pagi hari akibat asap dari China yang dibawa oleh angin barat laut.

Pemerintah juga sudah mengumumkan sejumlah langkah darurat untuk mengatasi hujan debu yang sudah mengkhawatirkan itu. Sejak Senin, 15 Januari 2018, pemerintah menggratiskan seluruh biaya transportasi publik. Warga diimbau untuk meninggalkan kendaraan pribadi di rumah dan beralih menggunakan transportasi umum. Penggunaan mobil pribadi untuk pegawai negeri juga dibatasi, dan menutup 360 tempat parkir. Pekerjaan konstruksi pada proyek-proyek yang didanai pemerintah juga dihentikan.

Kebijakan tersebut pertama kali diperkenalkan tahun lalu ketika indeks kualitas udara Seoul melampaui 179 mikrogram per meter kubik akibat debu halus. Angka ini menjadi tingkat tertinggi di antara kota metropolitan global setelah New Delhi di India. Para ahli mengatakan penggunaan batu bara dan diesel di negara tersebut telah mengakibatkan meningkatnya polusi udara dan kondisi itu diperburuk oleh asap dari China.

Operasi anti-polusi terbaru ini diperkirakan akan bertahan selama beberapa hari namun diperkirakan tidak berdampak negatif terhadap operasional perusahaan swasta, ujar Miha Hribernik, analis senior Asia di Verisk Maplecroft.

Korea adalah negara dengan perekenomian terbesar keempat di Asia. Namun ia menjadi negara dengan indeks kualitas udara terburuk ke delapan. India dan Bangladesh menempati posisi kedua dan ketiga. (ren)