Cerita Menyedihkan MC Nikah dari WO Pandamanda

MC Pernikahan yang disewa dari WO Pandamanda
Sumber :
  • VIVAnews / Zahrul Darmawan (Depok)

VIVA – Febrian, pengunggah video pertama kebobrokan wedding organizer (WO) Pandamanda yang viral di media sosial (medsos) akhirnya buka suara. Sampai saat ini polisi mencatat, korban terkait kasus penipuan tersebut telah mencapai sekitar 50 pasang calon pengantin dengan kerugian mencapai lebih dari Rp2,5 miliar.

Kejadian bermula ketika Febrian yang berprofesi sebagai pembawa acara atau MC ini mendapat job dari Anwar Said (tersangka) yang merupakan bos Pandamanda. Kala itu, Febrian diminta untuk mengisi acara pernikahan di salah satu gedung di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan pada Minggu 2 Februari 2020.

“Iya jadi saya itu tanggal 2 Februari di kontak sama pihak Pandamanda untuk event pernikahan atas nama Isnaini. Lalu saya kontak si mempelai (Isnaini) untuk meminta roundown acara dan lain-lain,” katanya pada wartawan, Jumat 7 Februari 2020

Kemudian sekira pukul 17:00 WIB, Febrian akhirnya tiba di lokasi acara. Namun anehnya, tidak ada dekorasi maupun hidangan yang tersedia.

“Saya pikir itu semuanya sudah tertata dengan baik tetapi ternyata belum sama sekali. Betul-betul gedung itu kosong melompong,” tuturnya.

Bingung bercampur sedih, Febrian kemudian mendatangi sepasang pengantin dan pihak keluarga yang menggelar acara. “Ternyata pas saya ketemu dengan dua mempelai juga mereka bilang bahwa dari akad nikah (siang) tidak ada makanan dan hiasan-hiasan pelaminan tidak ada.”

Karena merasa ada yang tidak beres, Febrian pun berinisiatif untuk menghandle agar pesta tetap berjalan dan situasi tetap kondusif.

“Akhirnya saya berinisiatif untuk menutup gedung jangan sampai semua tamu masuk ke dalam. Kemudian saya berkordinasi dengan keluarga kalau bisa kita paling lama jam delapan malam sudah kirab pengantin,” tuturnya

Sekira pukul 19:45 WIB, sejumlah pegawai katering membawa alat-alat, seperti meja dan kain tanpa ada makanan maupun minuman. “Saya bergegas, saya suruh tutup semuanya meja-meja yang tidak tertutup itu supaya kelihatan cantik. Ditutup kain. Karena sama sekali tidak kelihatan cantik alakadarnya saja ditutup,” ucapnya

Selang beberapa jam kemudian, sang punya hajat mendapat angin segar bahwa makanan yang dibawa katering akan tiba sekira pukul 20:00 WIB. Disaat itulah, Febrian dan keluarga mempelai akhirnya sepakat agar pintu gerdung dibuka, tanda acara akan dimulai.

“Karena tidak ada tim WO saya benar-benar kerja sendiri. Saya yang menyusun acara, saya  yang mengatur tamu, saya yang mengelola acara semuanya saya sendiri.”

Dua Termos Nasi

Yakin ada yang tidak beres, Febrian kemudian mencoba menguatkan hati kedua mempelai dan keluarga. “Akhirnya saya kuatkan kedua mempelai bahwa mereka harus tetap tersenyum, semuanya kasih senyum yang paling indah untuk tamu-tamu kalian, karena ini momen bersejarah. Biarlah nanti makanan itu datang nanti saya akan masukkan secara perlahan diam-diam,” katanya

Namun nyatanya, hingga waktu yang dijanjikan, tak satupun hidangan tersaji. Padahal jumlah tamu sampai lebih dari 400 undangan.

“Ternyata sama sekali tidak datang makanan. Lalu akhirnya makanan datang ketika acara sudah mau selesai jam sembilan lewat, dan tidak masuk akal karena hanya ada dua termos untuk tamu sebanyak itu.”

Kesedihan keluarga dan mempelai turut dirasakan Febrian. Ia pun akhirnya mendesak agar kasus ini segera dilaporkan ke polisi.

“Saya bilang, malam ini juga kalian harus datang ke rumah Anwar ke galeri nya dan kalian harus cari Anwar nya jangan dilepas kemudian kalian harus bawa ke kantor Polisi terdekat,” ujarnya

Tak ingin ada korban lagi, Febrian kemudian menghubungi sejumlah calon pengantin lainnya yang sudah terlanjur menyewa jasa Pandamanda. Untuk memperkuat kasus tersebut, Febrian pun merekam kondisi acara yang terjadi malam itu. Di mana tidak ada hidangan sama sekali. 

Rekaman video berdurasi singkat itu kemudian ia posting di media sosial (medsos). Febrian pun mengaku siap jika dirinya dimintai keterangan oleh polisi sebagai saksi atas kasus itu. 

“Saya nanti ada MC tanggal 15 Februari itu masih ada dari Pandamanda dan saya langsung hubungi klien saya, untuk mempertanyakan jangan sampai kalian terjadi seperti ini.”

Terkait kasus ini, polisi telah menetapkan Anwar Said bos Pandamanda sebagai tersangka. Ia dijerat pasal 378 tentang penipuan. Kasusnya ditangani Polre Metro Depok.