Bunuh 2 Anak Tiri, Pelaku Mengaku ke Istri Lewat Facebook

Ilustrasi pembunuhan.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Usai membunuh dua anak tirinya, pelaku berinisial R memberitahu istrinya, Fahtulazanah yang juga ibu dari korban. Pelaku mengakui melakukan penganiayaan sadis hingga tewas tersebut melalui chat di Facebook.

"Iya (pembunuhan), pengakuan ayah tirinya seperti itu, disampaikan melalui chat FB (Facebook) ke istrinya (ibu korban)," kata Kapolretabes Medan Kombes Pol Riko Sunarko kepada wartawan di Kota Medan, Minggu 21 Juni 2020.

Kedua korban itu, masing-masing bernama Ikh (10) dan Raf (5). Dua bocah itu, merupakan warga Jalan Brigjen Katamso Medan. Sedangkan, pembunuhan diduga dilakukan R merupakan ayah tiri korban dan warga Gang Satria jalan Brigjen Katamso, Kota Medan.

Adik kakak itu tewas dibunuh ayah tirinya dan mayatnya ditemukan di selokan gedung Sekolah di Jalan Brigjen Katamso, Kota Medan, Sumatera Utara, Minggu pagi, 21 Juni 2020. 

Dalam kronologis diperoleh VIVAnews diketahui pada Sabtu siang, 20 Juni 2020, kedua bocah mendatangi sekolah yang tidak jauh dari rumahnya. Kebetulan, di sekolah itu, ayah tiri mereka yaitu R bekerja sebagai kuli bangunan.

Bocah itu minta duit untuk membeli es krim. Namun, dijawab R kalau tak ada uang.

Tapi, dua bocah itu masih merengek terus meminta uang. Pelaku pun emosi dan membawa dua korban ke sudut sekolah.

R langsung menganiaya korban hingga tewas dan mayat kedua bocah itu dibiarkan di selokan sudut sekolah. Selanjutnya, ibu korban, Fahtulazanah menanyakan keberadaan dua anaknya tersebut melalui pesan WhatsApp.

Kemudian, R menjawab anak-anak itu ada di sudut sekolah. Lalu, Fahtulazanah mencari kedua korban dan terkejut setelah menemukan anak kandungnya, sudah tak bernyawa.

Sontak kejadian itu, membuat heboh warga sekitar dan berdatang ke lokasi kejadian. Petugas terus melakukan penyeledikan sembari memburuh pelaku yang melarikan diri. "Petugas masih kerja dan masih menyelidikinya," ujar Rikki.

Rikki membenarkan pembunuhan itu dipicu karena dua bocah minta uang untuk membeli es krim. "Saat itu ayah tiri korban menolak permintaan itu karena alasan tidak memiliki uang," katanya.