Sebulan Berlalu, Pembunuh Wartawan Sulawesion.com Belum Ditangkap

Lokasi terbunuhnya Demas Laira di Sulawesi Barat.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Genap satu bulan terbunuhnya jurnalis media online, Sulawesion.com, Demas Laira (28), namun hingga kini kepolisian belum menangkap pelakunya.

Tim Pencari Fakta (TPF) kematian Demas Laira dari Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) meminta kepolisian memberikan penjelasan kepada publik, terkait proses perkembangan penyidikan kasus itu.

"Kami mendesak kepolisian untuk menyampaikan perkembangan penyidikan yang dilakukan. Kasus ini terkesan dibiarkan tanpa adanya kejelasan padahal kita menunggu kerja nyata kepolisian atas masalah ini," kata Ketua TPF Kasus Demas Laira, Anhar, melalui keterangannya, Senin, 21 September 2020.

Dia menyebut, kasus ini telah menjadi perhatian nasional, bahkan internasional. Semua menunggu perkembangan pengusutannya. “Ini akan menjadi catatan publik atas kerja kepolisian untuk bisa mengungkap motif dan pelakunya,” ujar Anhar.

Baca juga: Sempat Dampingi Menag Fachrul Razi, Gubernur NTB Akan Di-swab

Pemimpin Redaksi Sulawesion.com, Supardi Bado, juga menyayangkan lambannya kepolisian mengusut kasus kematian wartawannya.

“Kami selaku pimpinan media Demas bekerja mempertanyakan kinerja aparat kepolisian. Kok, hingga saat ini tidak ada perkembangan apa-apa. Pihak Polres dan Polda terkesan diam ketika dikonfirmasi. Telepon dan pesan Whatsapp tidak ditanggapi, ini ada apa,” tuturnya.

Padahal, Supardi menambahkan, sepekan usai kejadian tersebut, Kapolres Mamuju Tengah, Ajun Komisaris Besar Polisi Muhammad Zakiy, menyampaikan bahwa barang bukti berupa sepatu dan CCTV telah dikirim ke laboratorium forensik Makassar, tapi sampai saat ini tidak ada kabar seperti apa hasilnya.

Demas Laira ditemukan tewas bersimbah darah di Jalan Trans Mamuju-Palu, Desa Tasokko, Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Kamis, 20 Agustus 2020, lalu. Mayatnya ditemukan oleh seorang sopir yang saat itu melintas. Terdapat 17 luka tusukan di tubuh korban. 

Sebelum terbunuh, Demas, yang baru beberapa hari bergabung di redaksi Sulawesion.com diketahui gencar memberitakan dugaan korupsi dana desa, yang dimuat di media tempatnya bekerja. Namun belum ada penyampaian dari kepolisian, apakah motif pembunuhan itu erat kaitannya dengan aktivitas peliputan Demas.