Pelajar 13 Tahun Tewas Ditebas Celurit
- ANTARA Foto/Yulius Satria Wijaya
VIVA - Tawuran antar pelajar kembali menelan korban jiwa. Kali ini korban masih duduk di bangku SMP yang berumur 13 tahun.
Informasi yang dihimpun VIVA, peristiwa itu terjadi pada Jumat, 14 September 2018, sekitar pukul 17.00 WIB. Korban yang kristis sempat ditolong temannya mengunakan sepeda motor. Darah mengucur sepanjang jalan Jalan Raya Jakarta Bogor Km 45 di depan Rumah Sakit Trimitra Kelurahan Pabuaran, Cibinong, Kabupaten Bogor.
Tawuran pelajar sekolah ini antara SMP PGRI Cirimekar Cibinong dengan SMP Alnur Cibinong. Korban sendiri bernama Yuda, pelajar dari SMP PGRI 1 Cirimekar, Cibinong, yang saat itu terlibat dalam tawuran tersebut.
Korban meninggal terkena bacokan celurit di bagian dada sebelah kiri sobek 10 cm di bagian leher. Korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta, untuk diauptosi.
Humas Polres Bogor AKP Ita Puspita Lena mengatakan kepolisian masih menyelidiki para pelaku tawuran.
"Kasusnya benar terjadi dan masih dalam penyelidikan penyidik Reskrim Polres Bogor. Mohon maaf belum bisa menyampaikan kronologisnya," katanya.
Beberapa hari sebelumnya, pelajar SMK diserang di Kota Wisata Cibubur, satu tewas dan satu kritis. Kapolres Bogor, AKBP Andi Moch Dicky, mengatakan peristiwa tersebut terjadi pada Rabu, 12 September 2018, malam, sekitar pukul 20.30 WIB, di depan Masjid Al Muqoromah Jalan Raya Cileungsi Jonggol, Kampung Sawah Desa Cileungsi Kidul, Kota Wisata Cibubur.
Malam itu dua orang siswa dari SMK Pijar Alam Gunungputri diserang oleh sekelompok pelajar SMK Bina Pendidikan Cileungsi. Dalam penyerangan ini, kata Dicky, mengakibatkan satu meninggal dunia, satu luka berat, karena bacokan.
Korban SV, laki laki, Pelajar SMK PA meninggal dunia karena luka bacok di dada sebelah kiri dan paha belakang kaki kiri dibawa ke RS Hermina Cileungsi dan FF, pelajar SMK PA, mengalami luka bacok di punggung belakang dirawat di RS Mery Cileungsi. Masing-masing korban berumur 15 tahun.
"Awalnya, informasi kecelakaan ternyata adalah kasus penyerangan kemudian dari polres dan menangkap oknum siswa pelajar dari SMK Bina Pendidikan Cileungsi. Ada 18 orang diamankan dan enam orang ditahan," kata Dicky.
Dia menyebutkan peran mereka bermacam-macam. Ada yang eksekutor, provokator dan ada yang membantu penyerangan. Dia menyampaikan penyidik sudah melakukan pemeriksaan.
"Para pelaku utama kasus tersebut dilakukan penahanan. Tentu berlaku sistem pengadilan anak, penanganannya berbeda dengan orang dewasa," kata Dicky.
Dicky mengatakan dalam waktu dekat Polres Bogor akan bertemu dinas pendidikan untuk merekomendasi evaluasi sekolah. Satgas Pelajar Polri selalu melakukan patroli, namun menurut Dicky, perlu ada pengawasan dan kepedulian bersama termasuk orang tua.
"Malam-malam tawuran. Ini orang tua tidak peduli anak-anak, jam segitu masih terjadi. Ini harus kerja sama," lanjut dia.
Dicky mengatakan pelajar ada yang membuat senjata tajam sendiri. Mereka sudah memiliki niat untuk tawuran mengunakan sajam.
"Berpikirnya bagaimana melumpuhkan lawan," ujarnya.
Ia juga menilai pengawasan disdik sekolah kurang. Dia berharap sekolah yang terlibat tawuran agar dievaluasi izin oprasionalnya termasuk di Kota Bogor, Kabupaten Bogor bahkan lebih baik dicabut saja izinnya.
"Kami juga akan memanggil para guru. Kalau anak sekolah banyak senjata tajam besar-besar bawa celurit ini sudah niatnya bukan sekolah lagi dan harus ada penanganan bersama," kata Dicky.
Dicky mengungkapkan aksi tawuran sudah menelan banyak korban dan membuat masyarakat sudah resah. Atas kejadian ini, tegas Dicky, perlu peran bersama seluruh lapisan masyarakat mengantisipasi tawuran termasuk peran penting mengawasi jika melihat anak-anak pelajar nongrong di luar jam sekolah dan bawa sajam untuk dilaporkan.
"Dari pada anak sekolah tawuran terus ada korban jiwa lebih baik kita antisipasi sebelum ini. Kami tidak akan segan-segan bagi siapa saja yang tertangkap bawa sajam. Jangan minta ampun, jangan minta tolong. Jangan minta kebijaksanaan untuk siapapun umurnya. Karena ini urusannya nyawa korban jiwa sudah ada dan ini sudah berkali-kali kejadian. Yang sekolah yang masih tawuran masih-masih itu saja," katanya.