Vina Garut sampai Teror Sperma, Deretan Kasus yang Bikin Geger di 2019

Garis polisi di suatu lokasi perkara (foto ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Risky Andrianto

VIVA – Peristiwa kriminal atau kejahatan bisa terjadi kepada siapa saja, di mana saja dan kapan saja. Tahun 2019 cukup diwarnai dengan berbagai kasus kriminal yang menggegerkan publik.

Mulai dari video panas 3 in 1 alias gangbang yang beken dengan nama Vina Garut, pelecehan terhadap perempuan dalam bentuk teror sperma hingga pembunuhan sadis di luar kemanusiaan yang dilakukan oleh keluarga sendiri.

Berikut flashback kasus-kasus kriminal yang jadi sorotan di sepanjang 2019.

Video panas Vina Garut

Tersangka V, menjalani pemeriksaan.

Masih ingat dengan video seks yang menampilkan satu wanita dan tiga pria di Garut, Jawa Barat? Video gangbang itu viral dalam sekejap dengan sebutan Vina Garut. Setelah dilakukan pengusutan, polisi menahan tiga orang tersangka yang jadi pemeran.

Yang bikin tambah miris, video itu direkam oleh mantan suami pemeran wanita, V. Rayya, tega menjual istrinya sendiri kepada para pria hidung belang dengan tarif Rp600 ribu per orang. V yang berprofesi sebagai penyanyi dangdut dipaksa melayani tiga pria sekaligus sambil direkam.

Rayya ternyata menjadi muncikari lewat prostitusi online. Hal ini terungkap dari AD, salah satu tersangka. "Jadi kalau komunikasi saya langsung dengan muncikarinya (Rayya), dan kesepakatannya main berempat," ujar AD.

Proses penyidikan terhadap Rayya dihentikan karena ia telah meninggal dunia akibat komplikasi sejumlah penyakit. Sebelum wafat, Rayya sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Garut, karena didiagnosa menderita penyakit HIV. Selain itu, Rayya juga mengidap dua penyakit lain yang berbahaya. “HIV yang paling berat. Tapi, klien saya mengalami sakit stroke dan hepatitis B," ujar Soni Sonjaya, pengacara Rayya.

Meski Rayya sudah meninggal, proses hukum terhadap para tersangka lainnya masih berjalan. Polisi sudah menemukan sekitar 113 video porno di handphone milik almarhum Rayya. Jumlah video itu termasuk video hasil mixing dari beberapa adegan yang diperankan Raya, Vina, dan tiga pria lain.

Teror sperma

Pelaku teror sperma, Sidik Nugraha

Perempuan yang sedang berada di jalan dibuat resah dengan teror sperma. Pelecehan seksual dengan melempar sperma pada korban terjadi di Tasikmalaya, Jawa Barat. Pelaku yang mengendarai motor mendekati korban dengan mengucap kata-kata mesum. Pelaku lalu melakukan aksi cabul dengan merogoh tangan ke balik celana kemudian melempar sperma ke arah korban.

Peristiwa itu menimpa istri Rizal, LR yang sedang menunggu jemputan ojek online di Jalan Letjen Mashudi, Tasikmalaya. Sebelum dilempar sperma, LR yang sudah merasa curiga dengan gerak-gerik pelaku berhasil mengambil foto pelaku dengan ponselnya.

Berbekal foto pelaku LR bersama suaminya langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polres Tasikmalaya Kota. Rizal juga memviralkan foto pelaku lengkap dengan motor dan nomor polisi yang digunakan. Respons di Facebook-nya pun bermunculan, ternyata sudah ada belasan korban, selain pencabulan juga perampasan barang. Beda-beda kasusnya, ada yang dirampas HP-nya, ada yang dipegang, maaf, payudaranya, ada yang dipegang bokongnya," ujar Rizal.

Dalam Surat Tanda Bukti Laporan yang dikeluarkan Polresta Tasikmalaya, pelaku bernama Sidik Nugraha yang beralamat di Cieunteung, Kelurahan Argasari, Cihideung, Kota Tasikmalaya. Sidik sudah mengakui perbuatannya pada polisi. Dia juga mengaku mudah orgasme karena selalu menenggak alkohol sebelum melakukan aksi bejatnya. Plus ia kecanduan porno jadi ingin mencari kepuasan dengan cara enggak biasa.

Kerangka di bawah musala

Tujuh bulan lamanya, Surono (51) dinyatakan hilang sejak April 2019 lalu. Malang, Surono ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa. Sebelumnya, warga digegerkan dengan penemuan kerangka manusia yang terkubur dalam cor-coran semen di musala yang berada di belakang rumah, Dusun Joruju, Desa Sumbersalak, Kecamatan Ledokombo, Minggu, 3 November 2019.

Ternyata, kerangka yang terkubur dalam cor-coran semen adalah jasad Surono. Yang lebih mengejutkan, pembunuhan sadis itu dilakukan oleh istri dan anak Surono sendiri. Penyidik Kepolisian Resor Jember menetapkan Bahar Mario (27) dan Busani (47) sebagai tersangka. "Sudah ditetapkan tersangka dua orang, istrinya (Busani) dan anaknya (Bahar Mario)," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Timur, Komisaris Besar Polisi Frans Barung Mangera.

Bersama jasad korban ditemukan barang bukti linggis 65 cm, diameter 4 cm dengan berat 10 kg. Kuat dugaan, tersangka menghabisi nyawa Surono dengan linggis tersebut. Setelah meninggal, jasad korban dikubur dengan semen yang di atasnya dibangun musala.

Dijelaskan oleh Barung, alasan ibu dan anak tega membunuh ayah sendiri karena warisan. "Motifnya (pembunuhan) kemungkinan masalah warisan.”

Jasad terbakar dalam mobil

Ayah dan anak, Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54) dan anaknya M. Adi Pradana alias Dana (23) yang menjadi korban pembunuhan dengan jasad yang terbakar menjadi perhatian nasional.

Nasib nahas yang menimpa mereka ternyata didalangi oleh Aulia Kesuma, istri Pupung dan ibu tiri Dana. Pupung dibunuh dengan diberi racun, sedangkan Dana dicekoki minuman keras sebelum dibekap hingga kehabisan nafas. Kejadian itu belangsung di rumah mereka di bilangan Lebak Bulus pada Jumat malam 23 Agustus 2019.

Untuk melancarkan aksi biadabnya, Aulia menyewa empat pembunuh bayaran dengan iming-iming imbalan Rp500 juta. Pembunuhan sadis itu juga melibatkan Kelvin, putra Aulia yang lain. Setelah ayah dan anak yang merupakan pendiri komunitas bumi datar, Flat Earth 101 (FE101) tewas, jasadnya dibawa ke Sukabumi pada Minggu, 25 Agustus 2019. Di sana, mereka membakar mobil beserta jasad Pupung dan Dana di dalamnya untuk menghilangkan jejak.

Motif Aulia nekad menghabisi suami dan anak tirinya lantaran butuh uang untuk membayar hutang. "Selain dipakai untuk membayar utang, juga untuk diwariskan ke KV, anak pelaku yang membakar mobil berisi mayat Edi dan Dana di Cidahu. Karena semua harta milik Edi diwariskan untuk Dana," kata Kepala Polres Sukabumi, AKBP Nasriadi.