Fakta Gedung di Slipi Roboh hingga Sebabkan 3 Orang Luka

Gedung di kawasan Slipi, Jakarta Barat, roboh.
Sumber :
  • instagram

VIVA – Gedung lima lantai di kawasan Slipi, Jalan Brigjen Katamso, Jakarta Barat roboh pada Senin pagi, 6 Januari 2020. Akibat insiden itu, ada korban luka yang tertimpa reruntuhan gedung hingga dilarikan ke rumah sakit.

Seperti disiarkan tvOne, peristiwa dikabarkan terjadi sekitar pukul 09.10 WIB di Jalan Brigjen Katamso RT 04/09, Kota Bambu Utara, Palmerah, Jakarta Barat. Polisi masih mengumpulkan saksi dan bukti untuk mengetahui penyebab robohnya gedung tersebut. 

Dan berikut ini fakta-fakta gedung lima lantai roboh tersebut:

Korban luka ringan

Kapolres Jakarta Barat, Kombes Pol Audie Latuheru mengatakan, jumlah korban luka ringan sementara ini ada tiga orang yang dirujuk ke rumah sakit. 

"Tiga orang korban luka, tidak ada delapan orang (korban). Yang luka ada tiga orang, dilarikan di RS Tarakan," kata Audie.

Kasi Ops Damkar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Mulyanto menjelaskan, korban yang mengalami luka akibat tertimpa runtuhan gedung ada tiga orang, yakni Febiani, Muhammad Iqbal, dan Ifan Juliani. Ketiga korban sudah dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani perawatan.

"Ibu Febi di RS Pelni, Irfan di RS Tarakan," ujarnya.

Korban bukan penghuni gedung

Kepala Seksi Operasi SAR Jakarta Made Oka mengatakan, pengemudi ojek online (ojol) juga menjadi korban luka. Saat itu, korban sedang melintas.

"Pengemudi ojol sudah dibawa ke rumah sakit," kata Made.

Sementara Kasi Pengendali Operasi Damkar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Mulyanto mengatakan pengemudi ojek online mengalami luka ringan dan dirujuk ke rumah sakit.

"Kita belum tahu sejauh mana lukanya," ujarnya.

Menurut dia, korban yang mengalami luka akibat runtuhan gedung itu masyarakat yang sedang melintas. Sedangkan, karyawan Alfamart ada tiga orang berhasil menyelamatkan diri.

"Korban dari masyarakat gang samping yang sedang lewat, seperti ojol, ada juga ibu-ibu yang menunggu tertimpa. Jadi bukan penghuninya," kata dia.

Tidak ada yang tertimbun

Kepala Seksi Operasi SAR Jakarta Made Oka memastikan tidak ada korban yang tertimbun puing bangunan di lokasi. "Sampai saat ini belum ada laporan (yang tertimbun)," kata Made Oka.

Menurut dia, saat ini petugas di lapangan juga masih melakukan evakuasi untuk memastikan apakah ada penghuni atau karyawan yang berada di gedung atau tidak.

"Kita lakukan penyisiran untuk mengecek masih ada penguni atau tidak, kita pastikan jangan sampai kita pulang masih ada korban," ujarnya.

Baca juga:

Eks Menteri Urusan Peranan Wanita Mien Sugandhi Wafat, Begini Sosoknya

Ada Ibu Melahirkan saat Banjir Bandang Menerjang Lebak
 

Macet dan lalu lintas dialihkan

Robohnya gedung tersebut menyebabkan kemacetan parah di sekitar lokasi tersebut. Kemacetan sempat mengular higga kawasan Kemanggisan, Jakarta Barat dan penegndara sulit mencari jalur alternatif. Akhirnya, Kapolres Jakarta Barat, Kombes Pol Audie Latuheru mengatakan untuk arus lalu lintas di sekitar lokasi dialihkan.

"Yang S Parman lurus ini tidak boleh (dilintasi), mulai depan dialihkan samping tol. Jadi tidak ada jalur sebelah kiri dilalui kendaraan," katanya.

Menurut dia, saat ini petugas mengutamakan penyelamatan terhadap penghuni maupun korban akibat gedung runtuh tersebut.

"Kita selamatkan dulu korban yang luka dan sebagainya, baru nanti langkah selanjutnya kita laksanakan," ucapnya.

Penghuni berhasil dievakuasi

Direktur Operasi Basarnas, Brigjen TNI (Mar) Budi Purnama mengatakan ada delapan orang yang sudah dievakuasi dari dalam gedung. "Tiga orang evakuasi mandiri, 5 orang kita keluarkan," kata Budi.

Menurut dia, petugas melakukan assessment dari luar gedung karena gedung tidak aman. Sebab, tulang-tulang gedung tidak menyambung satu sama lainnya.

"Kita akan lakukan sekali lagi assessment pengamatan dari luar. Hanya untuk meyakinkan saja, kalau di dalam sudah betul-betul tidak ada korban manusia," katanya.

Adapun Suku Dinas Penanggulangan kebakaran dan penyelamatan Jakarta Barat menggunakan crane untuk membantu evakuasi gedung yang roboh tersebut. Crane digunakan untuk memantau kondisi bangunan tersebut karena bisa saja bangunan itu roboh lagi. 

"Ini untuk mantau dulu, apakah masih ada korban di dalam atau tidak karena kondisinya tidak memungkinkan kalau kita masuk takut roboh lagi bangunannya," kata petugas di lokasi kejadian, dikutip dari VIVAnews