Respons PT KCI Soal Tudingan Anies KRL Tempat Rawan Penularan COVID-19

Kereta Commuter Line saat pelaksanaan PSBB di Jabodetabek.
Sumber :
  • VIVA/Willibrodus

VIVA – PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) menjawab tudingan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang menyebut KRL menjadi tempat rawan penyebaran COVID-19. Padahal, KCI telah melaksanakan berbagai protokol kesehatan untuk pencegahan penularan.

Protokol tersebut dijalankan sesuai aturan yang dirumuskan dalam Keputusan Menteri Kesehatan, Peraturan Menteri Perhubungan, Peraturan Gubernur DKI Jakarta, hingga Surat Edaran dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 dan berbagai aturan turunannya.

Protokol kesehatan tersebut telah mulai disosialisasikan sejak Februari 2020 dan berjalan sejak Maret 2020 kemudian dilengkapi dan disempurnakan secara bertahap mengikuti perkembangan aturan yang berlaku.

VP Corporate Comunications PT KCI Anne Purba mengatakan, seluruh pengguna KRL wajib menggunakan masker selama berada di area stasiun dan di dalam KRL. Selain masker PT KCI juga menyarankan pengguna memakai pelindung wajah, jaket, baju lengan panjang, dan sarung tangan. 

"Saat masuk stasiun, pengguna juga wajib mengikuti pengukuran suhu tubuh. Untuk memperlancar pemeriksaan suhu tubuh, kami (PT KCI) terus menambah jumlah alat pemeriksa suhu berupa thermo gun dan di 10 stasiun dengan jumlah pengguna tertinggi, KCI telah memasang thermal scanner yang dapat memeriksa suhu tubuh puluhan orang dalam satu waktu," kata Anne, Rabu 1 Juli 2020.

Menurutnya, di 80 stasiun yang melayani KRL Commuter Line telah tersedia wastafel tambahan selain yang telah ada di toilet. Jumlah wastafel tambahan ini juga akan terus ditingkatkan oleh KCI agar pengguna lebih mudah untuk mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum maupun sesudah naik KRL. 

"Selanjutnya setiap pengguna wajib menjaga jarak aman dengan sesama. Untuk melaksanakan jaga jarak ini, seluruh stasiun telah dilengkapi marka antrean dan posisi duduk sebagai pedoman pengguna," jelas Anne.

Selain itu, pihak KCI juga memastikan jaga jarak dan kereta sesuai dengan aturan kapasitas. Bahkan, saat kondisi padat petugas melakukan penyekatan dengan zona-zona antrean di stasiun, sehingga kerap ada antrean di stasiun terutama pada jam sibuk.

Dalam mengatur jaga jarak ini, PT KCI selama beberapa bulan terakhir telah mendapatkan dukungan dari TNI-Polri, sekurangnya 74 personil dari Brimob telah membantu penegakan protokol kesehatan di 11 stasiun dengan pengguna tertinggi.

Lalu, puluhan prajurit TNI dari berbagai kesatuan termasuk Marinir dan Zeni juga setiap hari mendukung penerapan protokol di stasiun maupun kereta. Personil TNI dan Polri dari kewilayahan setempat antara lain Polsek dan Kodim juga rutin menjaga ketertiban di stasiun sejak jadwal pemberangkatan kereta pertama. 

"Dari segi kebersihan, seluruh rangkaian KRL senantiasa dibersihkan rutin. Saat KRL beroperasi, kami mengerahkan on trip cleaning untuk membersihkan kereta hingga ke area-area yang sering disentuh pengguna seperti pegangan tangan dengan cairan mengandung disinfektan," ungkap Anne. 

Selain aturan yang sudah ditetapkan pemerintah, PT KCI juga mengeluarkan kebijakan memperkuat protokol kesehatan dan mendukung aktivitas kembali dengan produktif, aman dan sehat, seperti melarang balita dan mengatur lansia naik KRL di jam sibuk.

Ia menambahkan, bahwa PT KCI benar-benar sadar sebagai transportasi publik dengan jumlah pengguna terbesar di wilayah Jabodetabek, KRL Commuter Line memiliki fungsi yang sangat penting dalam mendukung aktivitas warga, untuk kembali produktif dengan disiplin dan aman. Karena itu, berbagai protokol kesehatan tetap dilaksanakan oleh KCI tanpa kompromi. 

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, hasil evaluasi pelaksanaan PSBB transisi sebulan belakangan ini, pihaknya mencatat ada dua tempat rawan penularan COVID-19, yaitu pasar dan KRL.

"Kami akan tingkatkan pengawasan di dua tempat tersebut dengan melibatkan Polisi, TNI dan ASN Pemprov DKI Jakarta," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta.